JAKARTA – Organisasi Islam Al Jam’iyatul Washliyah diminta tidak bersikap pasif terkait Pilpres 2014. Ormas yang berbasis di Sumatera Utara dan Aceh ini diminta untuk menentukan pilihan kepada salah satu capres yang ada. Hal ini penting sebagai panduan bagi warganya yang tersebar di seluruh Indonesia. Demikian dikatakan mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) Ridwan Nazar pada Selasa (3/6) di Jakarta.
Untuk menjatuhkan pilihan terhadap capres yang ada PB Al Washliyah harus dibuat dalam forum yang dihadiri pengurus dari daerah dan organisasi bagiannya. “Sebaiknya PB Al Washliyah mengadakan pertemuan dengan semua PW dan organ bagian,” kata Ridwan.
Dalam pertemuan itu diputuskan ke mana dukungan organisasi diberikan. Disarankannya, Al Washliyah juga harus melibatkan dua orang caleg DPD RI dari Sumut yang terpilih yaitu Rijal Sirait dan Dedi Iskandar. “Karena mereka berdua punya pemilih di Sumut,” jelasnya.
Ridwan Nazar mengamati kecenderungan dari ormas ini nampaknya ke pasangan capres dari koalisi merah putih Prabowo-Hatta. Menurutnya banyak persamaan dalam visi misi yang disampaikan pasangan capres ini. Selain itu pasangan Prabowo-Hatta berani buka-bukaan mengenai programnya. “Bahkan keduanya mengambil sikap akan meneruskan kebijakan yang baik dari era Presiden SBY,” papar Ridwan yang menjadi Ketum GPA periode 1997-2002.
Selain itu sosok Prabowo sangat dekat dengan kalangan Islam. Capres ini pun memiliki karir militer yang bagus. Sementara cawapresnya yaitu Hatta Rajasa dinilai memiliki banyak pengalaman dalam birokrasi. “Dan kita berharap dia bisa penjaga kepentingan Islam,” ungkap Ridwan.
(mrl)