JAKARTA – Kegiatan membatasi dalam memberikan materi dakwah bentuk dari sebuah negara sekuler. Sekarang ini agama hanya dianggap urusan akhirat dan dilarang menyentuh ke dunia politik. Kondisi ini yang tengah terjadi di Indonesia dan sudah mengarah kepada negara sekuler. Demikian disampaikan Ketua Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah)Masyhuril Khamis melalui pesan singkatnya dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurutnya pembatasan dan penyeragaman dalam berdakwah biasanya dilakukan negara-negara sekuler contohnya Singapura. “Pembatasan dan menyeragamkan materi hanya ada di Singapura,” katanya. Bila kondisi ini sudah merasuk ke Indonesia maka tanda bahwa negeri ini sedang disiapkan menjadi sekuler. Bukti lainnya kata Khamis adalah ungkapan agama hanya urusan akhirat saja dan berdakwah tidak boleh menyentuh sendi politk.
Lebih lanjut dikatakannya, hal itu adalah konsep yang akan menggiring kepada kepentingan penguasa. “Jadi keinginan mereka itu soal agama Islam jangan dicampur-adukkan dengan kepentingan kekuasaan,” ungkap Khamis yang juga seorang pendakwah. Perlu diketahui akhir-akhir ini ada instruksi dari petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kepada kadernya untuk mengawasi para khatib ketika khutbah Jum’at. Hal ini mendapat kecaman dari berbagai pihak dan sikap ini seperti zaman orde baru.
Menurutnya pemerintah tidak perlu berlebihan sampai mengawasi kegiatan dakwah umat Islam. Seharusnya pemerintah dan partai politik tidak perlu ragu terhadap materi khutbah atau dakwah apa pun di negeri ini.
Ditegaskan Ketua Bidang Dakwah Al Washliyah ini, Islam akan selalu mengawal umatnya sehingga tetap berjalan sesuai aturan Allah dan Rasulnya.
(mrl)