JAKARTA – Ketua Majelis Amal Sosial Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), H. Syamsir, mengimbau pendukung atau tim sukses bakal calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) jangan saling hujat dan fitnah. Karena perbuatan yang demikian bukanlah pekerjaan seorang muslim yang beriman.
“Kampanye nuansa fitnah yang bergulir belakangan ini sungguh terlalu. Hal itu bukanlah citra seorang umat Islam untuk meraih suatu kemenangan,” kata Syamsir di Jakarta, Kamis (29/5/2014) menanggapi maraknya isu-isu yang tidak mendidik, terutama di media jejaring sosial.
Terlepas yang membuat isu fitnah itu siapa, apakah pihak lawan atau dibuat sendiri oleh pihak yang minta `disakiti`, menurut Syamsir, perbuatan itu sangatlah tercela. “Masa kampanye pun belum dimulai, tapi sudah perang kata-kata bernuansa fitnah. Terlalu.”
Ia mengingatkan tim sukses dan pendukung kedua pasangan capres-cawapres, agar bertindak kesatria dan tidak memainkan opini murahan. Silakan pilih masa calon yang sesuai dengan pilihan masing-masing untuk memimpin anda lima tahun ke depan. “Silakan dukung calon anda, tapi jangan jelekkan calon yang lain. Pilihlah yang paling sedikit kesalahannya, karena dua pasangan capres-cawapres itu bukanlah malaikat.”
Ajaran Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar tidak menjadi kaum yang suka mengolok-olok kaum yang lain. Karena boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Sangat jelas dinyatakan bahwa mengolok-olok saja dilarang, apalagi menghujat. Siapa yang melakukan itu maka ganjarannya dosa dan masuk nereka.
Kepada pemerintah, TNI/Polri, KPU, Bawaslu, menurut Syamsir, agar mencermati dan mewaspadai terjadinya gesekan-gesekan untuk memecahbelah kekuatan bangsa dan NKRI. “Pemilu bukan ajang memecahbelah kesatuan bangsa, tapi untuk mendidik anak bangsa memahami politik.”
(rilis/esbeem)
About Author
