JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP-HIMMAH) Aminullah Siagian mengatakan Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo beserta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, dianggap telah mencoreng dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini terkait dengan masuknya nama Gubernur DKI Joko Widodo di naskah Ujian Nasional (UN) SMA mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Salah satu peserta UN dari SMAN 78 Jakarta Barat, bernama Christine Parsaulian, mengaku terkejut dan heran saat membaca salah satu soal UN Bahasa Indonesia mengenai Joko Widodo. “Kaget, loh kok ada nama Jokowi di soal. Kesannya malah ajang promosi dan kayak cari kesempatan dalam kesempitan gitu. Jujur, karena itu, saya jadi kena pengaruh sugesti aja,” ungkap siswa kelas XII IPS 2 ini.
Sedangkan Jokowi menganggap kejadian ini merupakan jebakan terhadap dirinya. “Ada yang ingin menjebak saya. Ini sudah jelas ada yang ingin menjebak saya,” katanya di Balai Kota, Selasa, 15 April 2014. Tapi, Jokowi tidak menyebut apakah jebakan ini sengaja dibuat oleh lawan politiknya berkaitan dengan pemilihan umum presiden mendatang. “Sudah jelas mereka ingin membangun persepsi negatif, ada yang mencari-cari, ini kan dibuat-buat,” katanya .
Sementara Kemendikbud membantah bahwa soal UN tersebut merupakan kesengajaan dan ajang promosi bagi Capres Jokowi. “Jadi adanya nama Jokowi dalam soal UN murni bukan unsur kesengajaan. Tokoh lainnya juga masuk dalam soal UN adalah almarhum WS Rendra dan Iwan Fals. Jadi, tidak ada hubungan politik sama sekali,” tekan Wamen Dikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim dalam konferensi persnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun Aminullah mempertanyakan mengapa nama Jokowi yang dipilih dan dimasukan dalam soal UN. “Tapi kenapa bukan Tokoh Pendidikan yang disebut namanya, kan masih banyak tokoh-tokoh lain selain Jokowi,” ungkap Aminullah Siagian di sekretariat Jalan Ahmad Yani Jakarta Pusat.
Bila pemilihan nama Gubernur DKI Jakarta itu karena prestasinya, HIMMAH menilai masih banyak tokoh yang berprestasi. “Kenapa harus Jokowi,” tambahnya lagi. Aminullah menduga hal ini sengaja di setting mulai dari 6 bulan yang lalu di saat mau memasuki Pileg dan Pilpres untuk mensosialisasikan nama Jokowi di pemilih pemula. PP. HIMMAH meminta pihak menegak hukum harus ambil sikap terhadap kasus ini
(rilis/mrl)