JAKARTA – Fauzi Ahmad Abdillah, putra Sulawesi Selatan, kelahiran Sungguminasa, pada awalnya tidak mengetahui apa itu Bidikmisi. Namun kakak kelasnya menyampaikan bahwa ada beasiswa bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu namun berprestasi.
“Pada saat saya mendaftar SNMPTN saya juga mendaftar Bidikmisi. Tuhan menjawab doa saya untuk bisa melanjutkan kuliah melalui program beasiswa bidikmisi. Jarak dari rumah menuju Unhas yang memakan waktu dua jam dengan menggunakan sepeda motorpun ditempuh,” ungkap Fauzi saat ditemui di acara Silaturahim Nasional Bidikmisi, di Jakarta.
Berasal dari pesantren Sultan Hasannudin, Limbung, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Fauzi mengungkapkan, ibunda sudah tiada, dan ayahanda bekerja sebagai wiraswasta masuk ke pasar untuk menjual ikan bakar dan coto. Hal yang tidak diduga-duganya, ia bisa kuliah di Universitas Hasannudin, dan ia bertekad tidak akan menyia-nyiakan beasiswa Bidikmisi ini.
Putra kedua dari tiga bersaudara dengan tekad yang bulat, berhasil meraih prestasi luar biasa. Di semester satu, Fauzi mendapatkan Indeks Prestasi (IP) 3,97, semester dua 3,90, semester tiga 3,97, dan semester empat IP yang diraihnya 3,94.
“Hal ini bagi saya masih belum cukup membalas jasa pemerintah kepada para mahasiswa, sehingga saya berjuang meraih prestasi di non akademik,” ujar Fauzi yang berkuliah di Falkutas Administrasi Negara Unhas ini.
Prestasi non akademik yang diraih mahasiswa kelahiran 14 Desember 1995 ini diantaranya mewakili Universitas Hasannudin meraih Juara 1 MTQ nasional di Sumatera Barat, meraih Juara 1 lomba Tausyiah tingkat Sulsel dan Sulbar. Kemudian ia juga ditunjuk sebagai perwakilan Unhas hadir di acara Silaturahim Nasional Bidikmisi 2014. Hal ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi Fauzi.
“Saya tidak akan menyia-nyiakan waktu kuliah, dan akan selesaikan kuliah dalam waktu 3,5 tahun. Berharap di usia muda bisa meraih gelar doktor,” tandas Fauzi yang bercita-cita ingin menjadi Gubernur Sulawesi Selatan.
(seno hartono/kemdikbud/esbeem)
About Author
