JAKARTA – Ketersediaan air bersih untuk air minum di Indonesia masih kurang. Padahal berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Indonesia menempati urutan ke-5 sebagai negara yang menghasilkan volume sumber daya air terbesar di dunia.
Berdasarkan data Kementerian PU, Indonesia bisa memproduksi volume 3,9 triliun meter kubik air setiap tahun. Namun jika melihat data dari Badan Pusat Statistik 2011, pemenuhan air minum aman baru 55,04 persen. Artinya masih 80 juta masyarakat yang belum terpenuhi kebutuhan air minumnya. Jumlah ini akan bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
Walaupun Indonesia tercatat sebagai negara penghasil air terbesar, ternyata air yang dihasilkan jauh dari katagori air sehat. Berdasarkan hasil survei Kementerian Lingkungan Hidup, kondisi pencemaran air di Indonesia telah meningkat hingga 30 persen. Angka tersebut didapat dari pemantauan terhadap 52 sungai di Tanah Air mulai dari tahun 2006 sampai 2011.
Sementara data dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Terdapat 134 tindak pencemaran air yang terjadi pada 2011. Angka tersebut naik hampir dua kali lipat dari tahun 2010, yaitu 79 tindakan pencemaran.
Beberapa masalah diatas menjadi perhatian khusus Ade Sudrajat Usman. Pengusaha asal Jawa Barat ini menggandeng perusahaan swasta yang bergerak di bidang water treatment di Indonesia untuk mengenalkan teknologi pembuatan air bersih dan air siap minum.
“Program ini sudah dimulai sejak tanggal 12 kemarin di kawasan Citarum dan Ciwidey Kolot, Bandung. Masyarakat sangat antusias untuk menggunakan teknologi ini,” ujar Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia ini, Rabu (19/2/2014)
Progam pengenalan teknologi ini menggunakan dua alat yaitu satu alat yang mampu mengubah air kotor menjadi air bersih dengan kapasitas 500 liter perjam dan satu lagi alat yang mampu mengubah air kotor. (gardo)