JAKARTA – Mungkin tak banyak orang mengenal perjalanan politik anggota Komisi III DPR RI FPG Bambang Soesatyo, yang dikenal vokal menyuarakan skandal bank century yang merugikan uang negara Rp 6,7 triliun itu. Bahkan dia terus mendesak agar Timwas Century DPR memanggil Boediono, yang dianggap ikut bertanggung jawab selaku Gubernur Bank Indonesia ketika itu, 2008. Ternyata sebelum terpilih menjadi anggota DPR RI pada pemilu 2009, sebelumnya dia sudah terhitunga lima kali menjadi caleg dari Golkar tersebut.
“Saya ini sudah lima kali menjadi caleg Golkar, dan baru yang kelimanya, yaitu pada pemilu 2009 ketika sistem proporsional terbuka dengan suara terbanyak inilah saya berhasil duduk sebagai wakil rakyat. Bagi saya yang berlatarbelakang wartawan Prioritas, jatuh bangun sebagai politisi dan bangkrut sebagai pengusaha itu biasa. tapi, jangan putus, karena Allah SWT menjamin ada jalan lain yang terbaik untuk kita,” tegas Bambang Soesatyo pada peluncuran bukunya ‘5 Kiat praktis menjadi pengusaha nomor 1’ di Gedung DPR RI Jakarta, rabu (29/1/2014).
Menurutnya, ketika tahapan kehidupan pokok, primer itu sudah terpenuhi, maka seseorang akan memasuki tahapan pengabdian pada masyarakat. Namun, tak seorang pun katanya, yang bisa memprediksi apalagi mendesign masa depan kehidupannya sendiri, kecuali yang Maha Kuasa. “Untuk itu, kalaupun gagal menjadi caleg, tak usah khawatir untuk terus berusaha menjadi pengusaha, dan kemudian terjun ke politik lagi. Jadi, jatuh bangun itu biasa,” ujarnya.
Dan, perlu digaris bawahi kata Bambang, bahwa yang dimaksud pengusaha nomor 1 itu bukan dengan pendapatan kekayaan mencapai triliunan rupiah, melainkan suatu usaha yang dilakukan dengan benar, halal, tidak melanggar hukum, dan tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. “Bahkan saya membangun usaha ini dengan proposal, modal utang ke bank dengan jaminan orang-orang yang saya anggap bisa menjamin,” ungkapnya.
Hadir dalam peluncuran buku tersebut antara lain Haryadi B.Sukamdani (Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia/Mantan Ketua Umum Hipmi), Erick MS Hidayat (Ketua Hipmi/Kadin), Chandra Tirtawijaya (anggota DPR-PAN/Pengusaha), Adi B. Soeryo (Anggota DPR-PDIP/Pengusaha) dan lain-lain.
Haryadi menceritakan jika perjalanan Bambang itu cukup unik. Mengapa? Kalau dirinya sebagai pengusaha, yang dipertaruhkan adalah kepercayaan masyarakat (trust), dan karenanya ucapan harus sesuai dengan perilaku usaha sehari-hari, agar usahanya terus berkembang dengan baik. Namun, beda halnya dengan politisi.
“Politisi pagi bisa bilang tempe, dan sorenya menyebut tahu. Itu masya Allah, saya pasti tidak cocok. Karena itu, saya tak cocok menjadi politisi, karena harus jujur pada rakyat. Namun Bambang bisa melakukan itu. Bahkan sampai vokal dalam kasus skandal bank century, dan bisnis-politisinya tetap berjalan. Kalau saya dulu vokal, wah pasti banyak ancaman,” ungkapnya yang disambut tawa wartawan. (am/gardo)