JAKARTA – Akibat negatif banjir terutama masalah kesehatan korban banjir harus menjadi perhatian pemerintah, terutama di daerah pengungsian. Lemahnya kondisi tubuh pengungsi, rentan dengan berbagai macam penyakit. Dokter Jaga Jamsostek, Ari Yusnita mengatakan bahwa penyediaan sarana bersih dan sehat bagi korban banjir di tempat pengungsian jangan di acuhkan.
Masalah baru nantinya akan muncul pasca bencana tersebut salah satunya adalah timbulnya berbagai macam penyakit. “Penyakit akan banyak muncul pasca banjir, seperti ISPA, diare, penyakit kulit, tifus dan leptospirosis. Semua jenis penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian jika dibiarkan dan dengan penanganan yang salah,” ujar Ari, Jumat (17/1/2014).
Lebih lanjut Ari mengatakan, banjir yang sudah sering melanda Indonesia, seharusnya dapat menjadi pelajaran dan sudah mempersiapkan langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap korban banjir. Jika persiapan tersebut sudah dilakukan maka dalam mengatasi masalah kesehatan pasca banjir akan lebih mudah diatasi. “Banjir ‘kan tidak hanya sekali di Indonesia, seharusnya sudah bisa memprediksi hal apa yang harus disiapkan demi menjaga kesehatan para pengungsi,” ujar Ari.
Air yang bersih, kata Ari, adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan selain makanan dan kondisi lingkungan pengungsian. Kemudian kakus yang memadai juga perlu jadi pengungsi tidak buang hajat sembarangan yang nantinya akan mengotori lingkungan. “Yang penting adalah air dan makanan yang bersih, karena bakteri penyakit yang ada dalam air kotor akan mudah masuk ke tubuh sehingga penyakit tak terhidarkan, apalagi saat ada luka terbuka di kaki, kemudian lingkungan pengungsian yang kering dan nyaman juga penting,” tandas jebolan Universitas Hang Tuah, Surabaya.
Lebih jauh dikatakannya, agar kesehatan korban banjir tetap terjaga, dokter harus ada di lokasi pengungsian. “Mengapa harus ada dokter di sekitar lokasi pengungsian, agar korban banjir bisa terus memeriksakan kesehatannya, dan dokter juga bisa mengawasi kesehatan mereka secara intensif,” tutup Ari. (gardo)