JAKARTA – Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo menilai peluncuran ‘Selalu Ada Pilihan’ buah karya Presiden SBY, Jumat (17/1) kemarin kurang tepat. Sebab, peluncuran buku itu ketika Indonesia sedang dilanda berbagai musibah, terutama banjir dan erupsi gunung Sinabung.
“Saya mengapresiasi buku ‘Selalu Ada Pilihan’ buah karya Presiden SBY itu, tetapi momentum peluncuran buku itu tidak tepat. Bahkansama sekali tidak bijak, karena saat ibu pertiwi sedang bersusah hati krn rakyat sejumlah daerah sedang dicekam bencana banjir dan gunung meletus,” kata Bambang, Minggu (18/1).
Seperti kita simak bersama, buku setebal 824 halaman itu diluncurkan SBY Jumat (17/1) kemarin di JCC Senayan, Jakarta, dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara, anggota DPR serta sejumlah kalangan dari berbagai profesi. Padahal, pada hari itu, warga di sejumlah wilayah di Jakarta hingga Manado di Sulawesi Utara dan Kabupaten Karo di Sumut, sedang berjuang mengatasi sejumlah persoalan akibat banjir. Sementara warga di Kabupaten Karo, Sumut, harus berupaya membebaskan diri dari siraman abu gunung Sinabung.
Selain itu katanya, kendati Jakarta juga dikepung Banjir, warga ibukota masih memperlihatkan keprihatinan dan simpati kepada saudaranya warga kota Manado dan warga Kabupaten Karo. Ini sangat kontras karena Presiden justru merayakan peluncuran bukunya.
“Saya tidak ingin mengomentari esensi atau muatan buku itu. Tetapi, perayaan meluncurkan buku itu akan memunculkan kesan Presiden tidak bersimpati dengan situasi bencana yang sedang terjadi di sejumlah daerah di tanah air,” paparnya.
Akibatnya mudah ditebak, lanjut Bambang, publik pun kurang peduli pada buku itu. Bagi warga kebanyakan, tidak ada waktu untuk menyimak perayaan peluncuran serta muatan buku itu karena masyarakat sedang berkonsentrasi mengantisipasi bencana dengan segala akibatnya.
“Ceritanya akan berbeda jika presiden memerintahkan para pembantu terdekatnya mengumumkan penundaan peluncuran buku itu karena alasan bersimpati kepada warga yang sedang menghadapi bencana. Kalau penundaan perayaan itu dilakukan, bukan hanya simpati yang mengalir untuk SBY, tetapi juga menjadi sarana mempromosikan buku itu,” tutupnya. (gardo)