BerandaKabar WashliyahMaulid dan Keteladanan Rasulullah SAW

Maulid dan Keteladanan Rasulullah SAW

Menjaring Kepemimpinan Capres 2014

Memperingati kelahiran (maulid) Nabi Muhammad Saw (570M-632M/11H) yang jatuh pada hari selasa 14 Januari 2014 M bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1435 H. Beliau keturunan dari Bani Hasyim lahir di kota Makkah ditinggal wafat oleh ayahandanya Abdullah bin Abdul Muthalib sedang beliau masih dalam kandungan. Sedangkan ibundanya wafat beliau masih sangat belia lalu diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib kemudian diasuh oleh pamannya Abu Thalib bin Abdul Muthalib. Ketika berusia 25 tahun beliau menikahi Khadijah binti Khuwailid.

Sebelum Rasulullah Saw. lahir, bangsa Arab terutama wilayah Makah dan Yatsrib atau sekarang dikenal dengan Madinah Almunawwarah belum dikenal sebagai wilayah atau negara yang termasuk dalam catatan sejarah peradaban umat manusia. Yang dimaksud orang Arab tidak memiliki Alhadharah (peradaban) di sini bahwa mereka pada zaman Jahiliyah belum mengenal perkembangan ilmu pengetahuan sebagaimana yang telah ada berkembang di wilayah lainnya seperti Mesir, Yunani, Persia, India dan China. Kebudayaan Arab tentang Sya’ir memang memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri. Sya’ir dalam bangsa Arab ketika itu adalah sebagai budaya turun temurun yang telah melekat dari nenek moyang mereka. Namun Sya’ir itu bukan mereka pelajari melalui pendidikan ilmu pengetahuan sebagaimana yang terdapat di negeri yang telah memiliki peradaban ilmu pengetahuan sebelumnya.

Allah Swt. membuktikan kekuasaannya melalui Rasulnya Nabi Muhammad Saw yang Ummi (tidak tau tulis baca) namun mampu mewujudkan sebagai sosok keperibadian yang purna dengan sifat Siddiq (dipercaya), Fathanah (cerdas) dan Amanah. Gelar beliau sebagai Ulul ‘Azmi di antara para Rasul dan Nabi yang ada di dunia ini, beliaulah yang lebih begitu besar dan kuat akan kesabaran, cobaan, kesederhanaan dan kearifannya. Keagungan sifat beliau sangat sulit diukir dengan bahasa dan kata-kata jika kandungan Alqur’an dan Sunnah-sunnahnya tidak kita pelajari, kaji, dan dalami dengan sungguh-sungguh.

Begitu banyak sifat-sifat keagungan Rasulullah Saw yang begitu agung yang digambarkan di dalam Alqur’an sehingga didalam artikel yang sederhana ini tidak dapat ditulis secara terperinci. Di antara keagungan sifat yang dimiliki oleh Rasulullah adalah sebagai berikut,

Rasulullah Saw. ummi (tidak tau tulis baca), namun beliau memiliki kelebihan yang agung yang tidak dimiliki manusia lainnya, sebagaimana Allah Swt berfirman,
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي اْلأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ . وَءَاخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ . ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ {سورة الجمعة [62] : 2-4}
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Aljumu’ah [62] : 2-4)

Rahasia kenapa Rasulullah Saw. Ummi (tidak tau tulis baca), Allah Swt menjawabnya di dalam Alquran sebagai berikut,
وَمَاكُنتَ تَتْلُوا مِن قَبْلِهِ مِن كِتَابٍ وَلاَتَخُطُّهُ بَيَمِينِكَ إِذاً لارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ {العنكبوت [29] : 48}
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu) (QS. Alankabut [29] : 48).

Etika akhlaq Rasulullah Saw., Allah Swt. agungkan di dalam Alqur’an sebagai berikut,
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ {القلم [68] : 4}
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. Alqalam [68] : 4)

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق (رواه أحمد و الحاكم و البيهقي عن أبي هريرة)
“Hanya saja aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia.” (HR. Ahmad, Alhakim dan Albaihaqi).

Sikap adil, toleransi Rasulullah Saw. terhadap musuh maupun terhadap yang lain agama, Allah Swt. menyebutkan di dalam Alqur’an diantaranya sebagai berikut,
عَسَى اللهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهمُ مَّوَدَّةً وَاللهُ قَدِيرٌ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ {الممتحنة [60] : 7}
“Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Almumtahanah [60] : 7)

لاَيَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ {الممتحنة [60] : 8}
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Almumtahanah [60] : 8)

وَاصْبِرْ عَلَى مَايَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلاً {المزمل [73] : 10}
“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka (orang-orang non Islam) ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (QS. Almuzammil [73] : 10).

Dari keagungan sifat Rasulullah tersebut jadilah bangsa Arab yang dulunya dikenal sebagai negeri Arab yang gersang dari keidupan dan peradaban akhirnya menjadi negeri yang makmur dan mampu sebagai gerbong peradaban dunia. Berawal dari hijrahnya Rasul Saw. ke Madinah sampai beliau wafat tahun 11 Hijriyah lalu suri tauladan dan keagungan sifat-sifat beliau diteruskan dengan kepemimpinan khilafah Islamiyah yang sudah mengukir tinta emas dalam peradaban sejarah dunia. Khilafah Islamiyah tersebut diantaranya: Kekhalifahan Ar Rasyidin Abubakar Siddiq, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib sejak tahun 640-658M/20-38H, Khilafah Umawiyah yang didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan, Khilafah Abbasiyah (Keturunan Abbas), Khilafah Thuluniyah (868-934M/254-322H), Khilafah Akhsyidiyah (933-969M/325-357H), Khilafah Fathimiyah berkuasa di Mesir sejak (973-1171M/362-567H), pada masa pemerintaahan inilah didirikannya kota Cairo dan Universitas tertua di dunia saat ini yaitu Al Azhar Assarief oleh Al Mu’iz Lidinillah Al Fathimi (Syi’ah), Khilafah Al Ayyubiyah, Khilafah Al Mamalik, Khilafah Utsmaniyah, dan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia begitu juga kerajaan Islam yang lainnya yang ada di seluruh dunia.

Menyaring Kepemimpinan Capres 2014

Bangsa Indonesia dikenal sebagai mayoritas Islam yang terbesar di dunia, namun dari segi kualitas masih banyak pertanyaan. Capres 2014 diambang pintu. Perhelatan pemilu yang diadakan 4 tahun sekali itu bertujuan untuk mencari pemimpin yang mampu membawa perubahan bangsa ini kedepan. Lantas sudahkan capres 2014 Indonesia mendatang yang ada sekarang ini memiliki karakter kepemimpinan jiwa dan mental zahir dan batin dapat diharapkan bahwa mereka dapat dipercaya memiliki sifat ridha, ikhlash dan mau mencontoh terhadap karakter agung junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw.

Survei Kompas terhadap capres 2014 sosok Presiden pilihan publik diantaranya adalah: Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Wiranto, Megawati Soekarnoputri dan Yusuf Kala (Koran Kompas 8 Januari 2014). Di antara capres pilihan publik tersebut, Jokowi (Joko widodo) memiliki rating teratas dimata publik sebagai sosok yang menjadi pilihan.

Bangsa ini perlu interopeksi diri dalam memahami sosok pemimpin yang memiliki kepemimpinan berkarakter yang mampu membawa perubahan bangsa ini menjadi bangsa yang berwibawa, bermartabat dan mampu mengukir peradaban modern. Peradaban itu tidak dapat dicapai dengan selogan dan harapan yang instan. Tantangan yang dihadapi bangsa ini dalam lingkup sosial, budaya, politik, ekonomi, militer, informasi, pendidikan, tekhnologi, industri, dan lainnya begitu besar. Karakter sosok pemimpin bangsa ini harus mampu memiliki pemetaan yang jelas dalam menghadapi dan memecahkan problem di atas.

Tantangan yang perlu menjadi bahan koreksi untuk pemimpin bangsa ini ke depan harus mengerti, jeli dan mampu mebuat perubahan seperti perkembangan gelobalisasi di Indonesia sejak masa reformasi sampai sekarang, bahwa bangsa Indonesia ini seperti ayam kehilangan induk. Penduduk Indonesia sekitan 240 juta jiwa belum kelihatan memiliki kontribusi dalam kancah dunia sebagai negara yang mandiri, berwibawa dan bermartabat di mata negara lain terutama negara-negara maju. Budaya generasi muda yang berkembang selama ini lebih menekankan kepada serba instan, kurangnya minat membaca terhadap teks-teks panjang seperti yang terdapat di koran atau buku-buku yang bersifat keilmuan dan keintelektualan. Kehidupan hedonistik, gelamour, hura-hura, miras dan narkoba merajalela dan tidak sedikit generasi muda kita sekarang ini terjebak didalamnya.

Pertelevisian di Indoensia saat ini, siaran-siarannya kurang memperlihatkan sebagai icon perubahan dalam membentuk karakter dan keperibadian generasi muda bangsa ini. Sehingga yang berkembang di benak generasi muda Indonesia sekarang, mereka lebih cinta dan suka berita gosip ketimbang berita-berita yang berdedikasi dan pemikiran. Orang lebih kenal sosok selebritis ketimbang sosok para pahlawan, ulama, pemikir, budayawan, sastrawan, atau ilmuan negeri ini.

Generasi muda Indonesia sekarang ini lebih kenal Olga Sahputra, Rafi Ahmad, Ariel, Luna Maya, Cut Tari, Ju Pe, De Pe, Ayu Ting Ting, dan lain-lain ketimbang budayawan seperti WS. Rendra, Putu Wijaya, Radar Panca Dahana, Emha Ainun Nadjib, Suwiyotejo, dan lainnya. Sarjana Syari’ah Islam di Indonesia sudah melupakan bahkan tidak mampu membaca karya-karya warisan warisan Turos para ulama negeri ini seperti karyanya Syekh Arsyad Albanjari, Syekh Nawawi Albantani, Syekh Dawud Al Fathani, Syekh Hamzah Alfansuri, Syekh Samsuddin Assumatrani, dan lain sebaginya.

Universitas Islam di seluruh Indonesia sudah kurang menarik untuk mengadakan seminar tokoh-tokoh pemikir, ulama dan intelektual keislaman yang telah banyak memberikan kontribusi terhadap kemajuan perguruan tinggi Islam di Indonesia ini seperti, Harun Nasution, Nurkhalis Madjid, Munawir Sadjali, Abu Bakar Aceh, TM. Hasbi Assiddiqi, Buya Hamka, Arsyad Thalib Lubis, Ali Hajmi, dan ain sebagainya.

Begitu juga dengan para dosen dan guru besar di universitas-universitas Islam di Indonesia sekarang, mereka lebih menguasai dan mengenal sosok, tokoh, ilmuan dan penemu yang berasal dari Barat ketimbang pemikir, ilmuan dan penemu-penemu yang berasal dari Islam itu sendiri. Padahal kemajuan Eropa sekarang ini tidak dapat terpisahkan oleh pengaruh dari sumbangan besar dari karya-karya para ilmuan dan ulama-ulama Muslim dan kemajuan akan peradaban Islam itu sendiri seperti karyanya Al Kindi Abu Yusuf (c.800-70), Hayyi bin Yaqzhan, Suhrawardi, Al Farabi (870-950), Avicenna = Ibnu Sina (980-1039), Miskawayh (936-C.1030), Razes = Al Razi Abu Bakar (C.854-925 atau 932), Averroes = Ibnu Rusd (1126-1198), Al Gazali Abu Hamid (1058 – 1111), Ibnu Tufail Abu Bakar Muhammad (1100-1185 d. 1186), Ibnu Bajja Abu Bakar (d. 1139), Ibnu Khaldun Abdurrahman (1332 – 1406), dan lainnya.

Kesimpulan

Dengan memperingati maulid Nabi Muhammad Saw. semoga dapat memberikan kesadaran bagi kita semua bahwa, siapapun para pemimpin terutama Presiden Indonesia yang akan datang harus mampu memberikan pencerahan, berubahan besar dan karya besar terhadap bangsa ini untuk mampu menjawab tantangan di atas.

Jangan sampai terulang kembali sejarah yang memalukan dan memilukan bangsa ini, yaitu ketika tahun 2009 SBY Presiden kita lebih kenal dan lebih memberi penghargaan ucapan belangsung kawa atas meninggalnya Mbah Surip Selebritis fenomenal dadakan dengan karya lagunya “Tak Gendong Kemana-mana” beliau dikebumikan di tanah penya’ir tersohor WS. Rendra anak dari R. Cyprianus Sugeng Brotoamodjo di pemakaman keluarga RT 02/05 N0 16, Kelurahan Cipayung Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Tidak lama berselang meninggalnya Mbah Surip meninggallah budayawan dan penya’ir agung WS.Rendra (7 November 1935 s.d Kamis, 6 Agustus 2009 sekitar pukul 22.15 WIB dan dikebumikan keesokan harinya pada hari Jum’at), sedangkan Presiden SBY ketika itu tidak ada mengucapkan apa-apa atas berpulangnya budayawan agung tersebut. Rendra atau siapapun tokoh bangsa ini secara keperibadian, mereka tidak pernah ingin pujian, sumbangan apapun dari siapapun, tapi bagi kita generasi yang ditinggalkan yang masih hidup, alangkah naifnya tidak menghargai hasil karya, jasa dan pengorbanan para pahlawan, tokoh reformis terhadap negeri dan bangsa ini.

Pemimpin bangsa ini kedepan harus memiliki kesolehan karakter, jiwa, sifat, keintelektualan, keilmuan, etika akhlaq, bijak, jujur dan adil, sabar dan tegas, kenal dirinya dan kenal siapa Tuhannya dan mampu membuat perubahan secara mendasar untuk kemaslahatan bangsa, rakyat dan umatnya. Lalu semua karakter di atas harus sudah teruji dari sejak kecil sampai ia menjadi sosok seorang pemimpin. apakah seorang pemimpin itu sudah teruji memiliki kemampuan setrategi dan icon perubahan terhadap bangsa ini yang meliputi ruang lingkup tatanan sosial, budaya, politik, agama, ekonomi, informasi, militer, pendidikan, industri, tekhnonologi, dan lain-lain. Dari sinilah mereka para pemimpin tersebut akan melahirkan dan memiliki sosok karakter ketokohan yang akan dijadikan sebagai marja’ (tempat acuan), kiblat dan anutan menuju negara yang adil dan makmur dalam mengukir peradaban bangsa yang modern, semoga.
Wallahua’lam.

KH. Ovied.R

Penulis adalah: Sekretaris Dewan Fatwa Al Washliyah Se-Indonesia, Guru Tafsir Alqur’an/Fikih Perbandingan Madzhab Majelis Ta’lim Jakarta & Direktur Lembaga Riset Arab dan Timur Tengah [di Malaysia] Email: dewanfatwa_alwahliyah@yahoo.com Facebook : Buya Ovied HP: 0813.824.972.35.

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille