AMBON – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan mendeklarasikan calon presiden pada 9 Februari 2014 mendatang di Bandung, dalam acara Rapimnas dan HUT PPP ke 41 tahun. Namun demikian keputusan terakhir ada di Rapimnas, sehingga sebaiknya kita tunggu keputusan Rapimnas, meski beberapa daerah dan para kiai mendukung menteri agama itu sebagai Capres internal PPP, dan dari eksternal partai belum ada usulan.
Demikian disampaikan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali pada wartawan di Ambon, Jumat (10/1/2014), ketika ditanya mengenai kesediannya atas banyaknya permintaan dirinya untuk untuk dicalonkan sebagai Capres PPP dalam Pilpres 2014 mendatang. “Saya belum bisa memberikan jawaban apapun, karena sepenuhnya keputusan ada ditangan Rapimnas PPP yang diperluas menjadi Mukernas (Musyawarah Kerja Nasional) di Bandung 7-8 Februari,” ujarnya.
Menurut SDA, semua permintaan itu belum dijawab oleh Suryadarma Ali secara tegas, namun dia menyambut baik. “Jadi rapat pimpinan nasional (Rapimnas) PPP yang diperluas menjadi Mukernas akan membahas dua agenda utama yakni siapa capres PPP, dan evaluasi persiapan pemilu. Keputusannya akan disampaikan ke publik pada 9 Februari dalam acara Deklarasi Capres PPP,” ujarnya.
Ketika ditanya, apakah dia bersedia jika keputusan Mukernas memintanya maju sebagai Capres PPP, SDA menjawab, “Saya tidak tahu apa keputusannya. Bisa jadi forum Mukernas mencalonkan capres di internal PPP, dan tidak tertutup pula kemungkinan dari eksternal atau kalangan luar PPP,” ungkapnya.
Karena itulah katanya, dirinya belum bisa menjawab sehubungan keinginan dari pihak-pihak yang menginginkannya maju sebagai capres. “Kalau keputusan Mukernas menugaskan saya, tentu harus saya laksanakan. Kalaupun keputusan Mukernas PPP mencalonkan yang lain dan menugaskan saya untuk mendukungnya juga harus saya laksanakan,” tegas SDA.
Koalisi
Menjawab pertanyaan tentang langkah-langkah PPP untuk mendekati Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketum PPP itu menyatakan dulupun pernah PPP dekat dengan PDI Perjuangan juga Partai Golkar yang disebut dengan Golden Triangle. Namun langkah itu tidak sampai untuk bersatu dalam pencalonan presiden, karena ketiganya berjalan sendiri-sendiri.
“Bagi PPP koalaisi dengan partai-partai lain apalagi yang berapiliasi nasionalis merupakan keharusan. Sebab, persoalan bangsa tidak mungkin diselesaikan oleh hanya dua partai. Namun pada saat ini menghadapi Pilpres belum ada pendekatan. Namun secara pribadi semua umum partai baik-baik saja komunikasinya dengan PPP. Bahkan ada yang usul kembali ‘Poros Tengah’. Yang jelas antar Ketum partai tidak ada masalah. Tapi, saat ini semua konsentrasi untuk pemilu legislatif,” pungkasnya. (am/gardo)