JAKARTA – Direktur Eksekutif The Presiden Center Didied Mahaswara berharap era pencitraan yang menyesatkan harus diakhiri dalam Pilpres 2014. Pencitaraan harus diganti dengan visi dan kompetensi para capres. Media darling pun harus diubah jadi media warning, karena selama ini pencapresan terkesan menawarkan figur pemimpin kepada rakyat bagaikan burung beo dalam sangkar, menyampaikan program-program tapi kemampuan para capres tersebut dalam mengelola pemerintahan sangat terbatas.
‘’Presiden itu bukan manusia setengah dewa, yang penting dia punya visi dan kompetensi. Bukan modalnya pencitraan yang selama ini terbukti menyesatkan,’’ tandas Didied kepada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (8/1/2014).
Pernyataan ini dikemukakan Didied dalam rangka menyambut tahun politik dan mengajak agar semua elemen demokrasi menjadikan tahun 2014 sebagai ‘Tahun Politik Yang Sehat’ sehingga era pencitraan harus diakhiri.
Oleh sebab itu lanjut Didied, media darling harus diubah jadi media warning, karena selama ini pencapresan terkesan menawarkan figur pemimpin kepada rakyat bagaikan burung beo dalam sangkar, menyampaikan program-program tetapi kemampuan para capres tersebut dalam mengelola pemerintahan sangat terbatas,’’ kata Didied sambil menunjuk contoh ‘Konvensi Rakyat’ yang digagas Solahudin Wahid merupakan konvensi capres yang menawarkan ide-ide dan visi.
Dalam perspektif kepemimpinan budaya Jawa yang dibutuhkan saat ini menurut Didied, bukanlah figur pemimpin ‘Satrio Piningit’ tapi ‘Satrio Mumpuni’ yang mampu mengatasi segala permasalahan bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat secara nyata. ‘’Lagi pula kita menganut sistem presidensil yang capresnya sudah diketahui bukan tersembunyi seperti zamannya Joko Tingkir,’’ ujarnya.
Dengan demikian sudah saatnya para capres menyampaikan visi bukan pencitraan. Selain itu kompetensi sangat diperlukan, antara lain seperti kompetensi pribadi yaitu jujur bersih tidak teribat KKN, serta kompetensi kepemimpinan pemerintahan yaitu kemampuan dalam mengelola pularalisme, Ipoleksosbudhankamnas.
“Tanpa kompetensi tersebut maka bisa terjadi seorang presiden tidak dapat mengontrol dan mengatasi kebijakaan salah yang dibuat para menterinya seperti misalnya dalam kasus skandal bank century dll,” pungkasnya. The President Center sangat konsen, serius terhadap hal ini karena sejak awal memposisikan diri sebagai lembaga think thank untuk menjaring calon pemimpin bangsa. (am/gardo)