JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau yang akrab dipanggil Jokowi pada Rabu (8/1/2014) berkunjung ke Gedung PBNU Jl. Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Kunjungan dimaksud bertujuan untuk silaturrahmi dengan para kiai NU. Jokowi diterima oleh Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj dan pengurus PBNU yang lain.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mampi ke ruangan perpustakaan yang dinamai ‘Pojok Gus Dur’. Di mana Jokowi dengan bangga melihat dan mecermati potret Gus Dur dengan segala rupa, di antaranya ada yang berbentuk karikatur dan foto-foto lainnya yang mecerminkan kesahajaan seorang Gus Dur dan berbagai perjuangan dan komitmennya dalam dimensi kemanusiaan, demokrasi, politik, agama, dan pluralisme yang sangat luas.
Jokowi menjelaskan, kunjungan ini merupakan silaturrahmi dengan para ulama. Dalam perbincangan yang berlangsung akrab tersebut, dia banyak menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. Salah satu yang dibahas adalah, rencana penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) NU yang rencananya akan digelar pada bulan Mei 2014 mendatang di Jakarta.
“PBNU berencana akan menggelar Munas PBNU di bulan Mei, dan kebetulan di Jakarta. Jadi Gubernur sebagai tuan rumah. Kita bahas itu aja. Dan, kehadiran Jokowi di acara Munas itu adalah sebagai tuan rumah tempat penyelenggaraan Munas. Jadi, kehadirannya sangat penting. Biasanya Presiden yang buka acara ini,” kata Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra
Sebelumnya, Jokowi mengatakan kehadirannya di kantor PBNU untuk membicarakan sengketa lahan, tapi ternyata kehadiran Jokowi terkait dengan acara Munas PBNU. “Masalah sengketa lahan itu masalah yang kecil-kecil di Dinaslah dan sudah diselesaikan. Tapi, ini terkait Munas,” tutur Jokowi.
Menurut Jokowi, sebetulnya PBNU yang mau ke Balaikota, tapi dirinya merasa tidak enak sama kiai-kiai, sehingga dia yang mesti mendatangi ke PBNU. “Aawalmnya, para kiai yang akan datang ke Balaikota, tapi saya merasa tidak enak, sehingga saya yang datang ke PBNU,” pungkasnya. (am/gardo)