TANGIS haru dan bahagia menghiasai acara peletakan batu pertama pendirian Kantor PB Al Washliyah pada tanggal 30 Nopember 2013 di pertapakan tanah milik Al Washliyah yang belum lama dimiliki oleh Al Washliyah, di lokasi strategis, Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 41 Rawasari, Jakarta Pusat.
Peletakan batu pertama dimulai dari tokoh senior Al Washliyah Drs. H. Yahya Tanjung yang datang dari Medan, disusul mewakili ketua PB Al Washliyah Drs. H. Lukman Hakim Hasibuan, Drs. H. Aris Banaji yang ikut mencari lokasi pertapakannya, diikuti sederetan tokoh lainnya termasuk ketua umum PB Al Washliyah.
Hampir semua yang hadir Ikut larut dalam suasana haru dan gembira dengan mata berkaca-kaca saat bersama-sama meletakkan batu pertama pendirian kantor PB Al Washliyah. Demikian kata Ketua Umum PB AL Washliyah DR. H.Yusnar Yusuf Rangkuti pada kesempatan silaturahim dalam komunikasi percakapan jarak jauh saya dalam rangka mengucapkan selamat HUT ke-83 Al Washliyah pada tahun 2013.
Mengapa demikian?, Cita-cita berdirinya kantor PB Al Washliyah itu memiliki sejarah panjang yang bermacam-macam jalan ceritanya. Cita-cita baru terujud setelah 28 tahun Sekretariat PB. Al Washliyah pindah dari Medan ibukota Propinsi Sumatera Utara pada April, tahun 1986 ke Jakarta, IbuKota Indonesia.
Berbagai usaha sudah dilakukan oleh para aktifis pencinta dan pendukung Al Washliyah, beberapa kali panitia dibentuk, tapi semua tidak membuahkan hasil yang nyata. Baru setelah Dilaksanakannya muktamar Al Washliyah ke 20 tahun 2010 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta tahun 2010, dengan terpilihnya Alm DR. H.Muslim Nasution sebagai ketua umum yang mendapat dukungan luas oleh peserta Muktamar yang berlangsung sejuk dan damai.
Dalam janjinya dengan PW Al Washliyah DKI sebelum Alm Muslim Nasution diusung sebagai calon ketua umum, beliau bertekad menjadikan tugas utamanya sebagai ketua umum jika terpilih akan mendirikan gedung kantor PB Al Washliyah yang sudah menjadi cita-cita bersama semua warga Al Washliyah.
Sejak terpilihnya jadi ketua, alm Muslim Nasution fokus mulai melakukan kerja keras untuk mendirikan gedung PB. Al Washliyah dimulai dengan mencari tanah pertapakan diberbagai lokasi di DKI Jakarta didampingi oleh Aris Banadji. Memang beliau memimpin organisasi Al Washliyah tidak sampai pada akhir jabatannya, namun cita-cita utamanya mendirikan kantor PB. Al Washliyah sebelum beliau menghembuskan nafas yang terakhir telah berhasil menjadi kenyataan dengan didapatkannya tanah pertapakan untuk kantor tersebut.
Untuk mematrikan momori/kenangan sejarah untuk Almarhum Muslim Nasution, jika tidak ada pertimbangan lain, kiranya dapat dipertimbangkan untuk memberi nama gedung kantor Pengurus Besar Al Washliyah dengan nama Gedung DR.Muslim Nasution.
Jasa Almarhum termasuk orang-orang yang berjuang dan ikut dalam mengusahakan dan mendanai pendirian gedung PB. Al Washliyah ini beserta orang orang yang hadir dalam acara bersejarah peletakan batu pertama ini akan dikenang selamanya dan patut dicatat dalam perjalanan sejarah seratus tahun Al Washliyah.
Mari kita doakan Almarhum dengan membacakan Al Fatiha, semoga Amal ikhlasnya mencari sampai mendapatkan tanah pertapakan gedung Al Washliyah yang akan didirikan ini di lokasi yang cukup strategis, mendapat ridho dari Allah SWT. Al Fatiha.
Lama warga Al Washliyah menanti kebangkitan Al Washliyah dengan semangat baru dan dengan kualitas SDM yang siap tampil di depan publik. Ulang tahun ke 83 tanggal 30 Nopember 2013 kiranya dapat dijadikan momentum untuk menandai kebangkitan Al Washliyah menjelang usianya mencapai seratus tahun dengan diletakkannya batu pertama pendirian gedung Kantor Pusat Pengurus Besar Al Washliyah.
Acara peletakan batu pertama ini diawali sehari sebelumnya dengan acara tazkirah memperingati HUT ke-83 Al Washliyah di tanah pertapakan yang akan didirikan kantor PB. Al Washiyah. Menurut Ketua Umum PB Al Washliyah Dr. Yusnar Yusuf Rangkuti, acara dipadati oleh pengunjung di luar dugaan sampai panitia memasang tenda. Acara dihadiri sekitar 350 orang undangan terdiri dari keluarga besar Al Washliyah.
Undangan datang dari berbagai Propinsi seperti dari Aceh, Sumut, Keppri, Banten dan Jawa Barat, selebihnya sekitar 40% dari Propinsi DKI. Subhanallah, mereka datang dari jauh maupun dekat pada umumnya dengan ongkos yang diusahakan sendiri. Ini menunjukkan betapa besar rasa cinta mereka kepada Al Washliyah.
Saya juga ikut bersyukur, walaupun berada di Negara yang jauh dari Indonesia, namun dapat berkesempatan hadir pada pertemuan resmi yang terakhir antara pengurus PB Al Washliyah dengan Konsultan pembangunan gedung PB Al Washliyah di Kantor PB Al Washliyah pada awal Nopember 2013 untuk penentuan persetujuan bentuk gedung yang akan dibangun.
Gedung yang direncananya akan dibangun empat lantai tersebut telah memiliki dana awal untuk pembangunannya yang berasal dari berbagai sumber termasuk pribadi. Dari Perguruan Tinggi Al Washliyah telah berkomitmen akan menyumbang beberapa miliar rupiah untuk membangun gedung yang memiliki tanah seluas beberapa meter tersebut.
Dalam kesempatan ini, Ketua Umum PB. Al Washliyah, dalam menjawab pernyataan beberapa orang tokoh Al Washliyah yang masih pesimis mempertanyakan mengapa Al Washliyah cuma begini-begini saja, beliau mengatakan antara lain bahwa; “kita jangan jumud, jangan pesimis, kita harus selalu optimis, setelah berdiri gedung Al Washliyah ini, kita akan bergerak terus mendirikan rumah sakit dan Perguruan Tinggi Al Washiyah di Ibukota Jakarta, Insya Allah”, katanya meyakinkan.
Menurut Ketua Umum PB. Al Washliyah, PW Al Washliyah Jawa Barat saat ini telah mendapat dukungan Pemprov Jawa Barat untuk aktifitas organisasi, tentu ini perlu disusul oleh Pengurus PW Al Washliyah di propinsi lain yang harus berjuang untuk mendapatkan dukungan dana dari pemda masing-masing. Jika dukungan dana dasar ini diperoleh ditambah dari sumber dana lainnya, maka Al Washliyah di seluruh propinsi di Indonesia akan dapat menghidupkan aktifitasnya dengan lebih baik.
Dirgahayu Al Washliyah,
Wassalam.
Penulis. Abdul Mun’im, SH.MH.