JAKARTA – Ketua DPD RI Irman Gusman menilai bahwa budaya Betawi sudah menjadi budaya nasional, karena Betawi terletak di ibu kota negara, Jakarta. Karena itu harus didukung semua pihak untuk terus menumbuh-kembangkan budaya yang penuh dengan kearifan lokal ini. Sejalan dengan era globalisasi, jangan sampai budaya daerah yang besar di Indoensia kehilangan identitasnya sebagai bagian dari sejarah budaya bangsa.
“Jakarta dengan segala plus – minusnya di mana semua ada termasuk budaya Betawi ini, sungguh sangat eksotik, luar biasa di kota yang tersibuk di Asia Tenggara ini. Untuk itu penghargaan, apresiasi, dan pelestarian budaya daerah ini sejalan dengan fungsi DPD RI untuk memelihara dan melestarikan budaya daerah,” tandas Irman Gusman ketika membuka acara gelar budaya Betawi dengan menabuh ‘Rebana’ di Gedung MPR/DPD RI Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Hadir pada acara tersebut antara lain Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas, Laode Ida, anggota DPD RI AM Fatwa, Dani Anwar, Vivi Effendy yang juga penyanyi, Deputi Gubernur DKI bidang budaya Sylviani Murni, mantan anggota DPD RI Biem Benyamin, dan artis Betawi lainnya.
Ratu Hemas menjelaskan, budaya Betawi dan juga budaya daerah yang lain harus mengokohkan budaya nasional. “Apalagi ada di Ibu Kota negara, maka budaya Betawi menghadapi tantangan besar untuk melestarikan dan mengembangkannya di tengah globalisasi ini. Karena itu perlu dukungan semua pihak untuk mengaktualisasikan budaya yang bersumber dari kearifan lokal ini,” ujarnya.
Menurut Ratu Hemas, budaya Betawi itu bukan hanya tari-tarian, melainkan keramah-tamahan, gotong-royong, urun-rembug, dan bukan tawuran maupun premanisme. “Memang bukan hanya ondel-ondel, dan kerak telur, tapi juga ada lukisan, kuliner, dan sebagainya. Saya di Bamus Budaya Betawi, jadi komitmen untuk menumbuhkembangkan budaya ini,” sambung Vivi berjanji.
Melalui kegiatan yang berlangsung mulai Kamis (28/11/2013) sampai Jumat (29/11/2013) ini, Vivi Effendy mengajak seluruh lapisan masyarakat dan stake holder (pemangku kepentingan) terkait untuk terus melestarikan seni dan budaya Betawi sebagai bentuk kearifan lokal, dan kepedulian terhadap pelestarian budaya lokal, yang merupakan kekayaan budaya nasional.
JAKARTA, Deputi Gubernur DKI Jakarta, bidayang budaya Sylviani Murni menegaskan jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), akan menggelar budaya ‘Keraton’ sedunia pada 5 – 8 Desember 2013 mendatang di Jakarta. Selain keraton dari seluruh provinsi di Indoensia, juga akan diikuti 10 keluarga keraton di dunia. Seperti Inggris, Belanda, Jepang, Thailand, Brunei Darussalam, Timur Tengah, dan negara yang lain.
“Melestarikan budaya lokal itu sebagai bentuk universal untuk menyatukan bangsa ini. Karena itu Pak Jokowi, meminta agar gelar budaya itu dilakukan secara rutin melalui momen-momen berkelanjutan berbarengan dengan ulang tahun Jakarta, yang digelar setiap tanggal 22 Juni,” kata Sylviani Murni pada acara gelar budaya Betawi di Gedung DPD/MPR RI Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Dia bangga dengan Jakarta sekarang ini, karena banyak budaya Betawi yang dikembangkan. “Di Thamrin City misalnya, kini banyak dijual berbagai jenis pakaian Betawi, yang bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat Jakarta. Kantor-kantor di Jakarta, ke depan harus berarsitektur Betawi dan masjid-masjid bernuansa Betawi seperti Islamic Center, dan Masjid Raya di Daan Mogot Jakarta Barat,” tambahnya.
Selain itu lanjut Sylviani, pemerintah DKI akan merenovasi bangunan sekolah-sekolah berkarakter Betawi yang positif, membangun kampung Betawi yang paripurna di Babakan sekitar selama dua tahun. “Dan, akan merevitalisasi makam-makam Pahlawan dari Jakarta, seperti Pangeran Jayakarta, Husni Thamrin, dan lain-lain,” tuturnya.
Menurut Wakil Ketua DPD RI Ratu Hemas, menggelar budaya ‘Keraton’ seduania itu tidak mudah, apalagi menjelang pemilu 2014, di mana Jakarta perlu perhatian keamanan secara khusus sebagai ibu kota negara. ‘Tapi, kalau memang akan dilaksanakan, maka harus bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat agar sukses.” tambahnya. (am/gardo)