32.6 C
Jakarta
Minggu 1 Oktober, 2023

Hajrijyanto: Evaluasi Capres Di Rapimnas Itu Tergantung ARB Sendiri

JAKARTA – Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Thohari menegaskan apakah dalam Rapimnas V Golkar 2013 akan mengevaluasi pencapresan atau menentukan cawapres, semuanya ada pada Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie (ARB) sendiri sebagai capres. Sebab, pencapresan ARB itu diputuskan oleh Rapimnas, dan yang memilki suara di Rapimnas tersebut hanya DPD I Golkar, DPP Golkar, dan Ormas Golkar (Kosgoro, MKGR, dan Soksi).

“Itu ketentuan AD/ART Golkar, sehingga DPD II Golkar bagaimanapun tidak bisa. Tapi, mungkin bisa saja diundang ke Rapimnas, namun tetap tidak memiliki suara untuk mengambil keputusan. Dan, yang meminta evaluasi terhadap pencapresan ARB selama ini hanya pribadi-pribadi. Bukan mereka yang memiliki hak suara,” tegas Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto pada dialog Rapimnas Golkar di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Karena itu lanjut Hajriyanto, tidak kuat mendorong evaluasi pencapresan ARB semata karena elektabilitasnya dalam survei tidak signifikan. “Survei penting, tapi apakah Golkar akan mengganti ARB sebagai capres atau sebagai Ketua Umum Golkar? Tentu saja tidak semudah mmebalik telapak tangan, dan apa memang ya harus demikian?” katanya mempertanyakan.

Sejauh itu menurut Hajriyanto, di internal Golkar soal pencapresan ARB itu sudah final, dan tidak ada masalah. “Kalau ada yang mengatakan ada pemaksaan pencapresan, justru saya melihat tak ada itu, karena diputus oleh Rapimnas. Untuk itu, tak ada juga yang namanya wacana kudeta. Kalau sekadar isu, wacana, dan sebagainya bisa saja. Tapi, tak ada gerakan ke arah itu,” jelas Hajriyanto. (mn/gardo)

Bahwa masih ada perbedaan pendapat di internal Golkar, itu sudah biasa, karena Golkar sebagai partai yang berpengalaman, mampu mengendalikan kepentingan pribadi, dan sebagai partai yang rasional. Karena partai rasional, maka Golkar tak mamiliki tokoh kharismatik,” pungkasnya.

Tapi, kata Zainal Bintang mantan politisi Golkar, kalau sampai suara DPD II diabaikan, maka berbahaya, karena mereka ini sebagai ujung tombak suara rakyat di lapangan. Sebab, elektabilitas ARB sebagai capres berbeda dengan elektabilitas Golkar sendiri. “Elektabilitas Golkar lebih besar dibanding ARB. Selain itu, apakah suara ARB bulat? Kalau tidak, maka posisi ARB bisa berubah menjadi cawapres,” ujarnya.

Berbarengan dengan itu di luar Golkar, ada gerakan Jusuf Kalla (JK) yang selalu digadang-gadang sebagai capres, dan Akbar Tandjung (AT), dan elektabilitas capres Golkar sendiri kata Zainal, akan ditentukan setelah pemilu DPR RI. “Nah, kalau elektabilitas tidak naik juga, maka disitulah ada yang mirip-mirip kudeta,” tambah Zainal. (gardo)

About Author

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansSuka
1,230PengikutMengikuti
206PengikutMengikuti
100PelangganBerlangganan

Latest Articles