JAKARTA – Dikrektur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti minilai para pemilih pada pemilu 2014 mendatang sudah cerdas. Sehingga politik uang atau money politics tak menjamin keterpilihan calon anggota legislatif (caleg), baik DPR, DPD, DPRD, maupun Capres-Cawapres. Keterpilihan itu didominasi oleh kekuatan individu calon di mana rakyat akan menggunakan akal sehat terutama mereka yang mempunyai track record (rekam jejak) baik di masyarakat.
“Sistem kita berpeluang besar pada pemilih yang cerdas dan independen, dan tak lagi terjebak pada uang dan SARA, isu-isu suku, agama, ras dan antar golongan. Mengapa? Karena pemilu sudah tiga kali sejak reformasi 1998, maka pemilih atau rakyat sudah cerdas dan tak ingin terjebak lagi untuk memilih orang yang salah,” tegas Ray Rangkuti dalam dialog ‘Pendidikan politik; pemilih cerdas’ bersama anggota DPD RI Alirman Sori, dan pakar komunikasi politik Lely Arrianie di Gedung DPD/MPR RI Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Ray menilai, adalah parpol sendiri terhadap pemilih karena parpol tidak memfasilitasi rakyat untuk terlibat dalam rekrutmen caleg yang baik, sehingga para caleg yang muncul adalah karena faktor uang, dan transaksional. Tapi, ke depan, politik uang itu akan terus berkurang, dan karena itu tidak menjadi jaminan bagi keterpilihan seseorang dalam pemilu.
“Itu bisa dilihat dari fenomena Pilkada di mana calon kepala daerah yang terpilih bukan karena banyaknya dana yang dikeluarkan,” papar Ray.
Ray mengatakan, untuk caleg, wajah baru yang mempunyai rekam jejak yang baik dan lebih kompeten sebagai wakil rakyat akan berpeluang besar dipilih oleh rakyat, dibanding incumbent, yang terbukti mengecewakan rakyat di daerah.
“Kecuali, kalau kualifikasinya sama, yaitu sama-sama incumbent, dan atau jejak ekamnya sama-sama buruk, maka rakyat akan memilih karena uang. Ini jelas karena tak ada harapan, atau mentok,” katanya.
Untuk itu kata Ray, yang harus dicerdaskan yakni parpol, caleg, capres dan calon kepala daerah, untuk tidak menggunakan politik uang. Melainkan mengandalkan visi, misi, rekam jejak dan sebagainya. “Jadi, yang kita dorong adalah parpol, caleg, capres, kepala daerah yang harus cerdas. Bahkan kalau bisa lulus uji 4 pilar bangsa, agar dalam menjalankan program pembangunan ini sejalan dengan amanat konstitusi,” katanya. (am/gardo)