JAKARTA – Pernyataan reshuffle terhadap Lisman Hasibuan yang dikeluarkan Ketua I Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Al Washliyah (PP IPA) Kurnia Salam ditanggapi santai oleh yang bersangkutan. Menurut Lisman dirinya adalah Ketum PP IPA yang sah karena PP IPA hasil muktamar Bandung telah dibekukan. Sehingga bagaimana Kurnia akan me-reshuffle-nya sementara kepengurusan PP IPA sudah tidak diakui.
“Saya tidak mengakui kepengurusn PP IPA. Kepengurusan (PP IPA) sudah diambil alih oleh MPO IPA,” ujar Lisman Hasibuan di Jakarta. Lebih lanjut Lisman mengungkapkan bahwa Kurnia Salam sudah dipecat dari kepengurusan IPA. Ada kesalah fatal yang telah dilakukan Ketua I PP IPA itu.
Lisman lalu memaparkan kesalahan PP IPA yang diperbuat salah satu ketuanya tersebut. “Pada Muswil IPA Aceh, dia (Kurnia) mengirim orang untuk membuka secara resmi pelaksanaan Muswil IPA Aceh. Namun faktanya orang yang dikirim bukan dari pengurus PP IPA,” terangnya.
Bahkan ditegaskan Lisman orang yang diutus Kurnia juga tidak masuk dalam jajaran pengurus PW IPA. Sedangkan acara yang dibuka adalah Muswil PW IPA Aceh. “Itu kan sama saja melakukan penghinaan terhadap organisasi, khususnya PW IPA Aceh. Seharusnya PP IPA yang membuka kegiatan tersebut,” tuturnya.
Kesalahan PP IPA selanjutnya yaitu tentang pengambilalihan PW IPA Sumut yang tidak berdasarkan aturan organisasi. Lisman mengaku tidak pernah diundang rapat untuk membahas permasalah IPA Sumut padahal dirinya pengurus harian. “Perlu diketahui, Ketua PW IPA Sumut adalah kader yang berpotensi dan militan.”
Terkait masalah kader yang sempat diungkap Kurnia, Lisman pun memiliki beberapa fakta mengenai PP IPA yang tidak memperjuangkan kader dari internal. “Berbicara tentang kader, faktanya PP IPA tidak mendukung kader Al Washliyah pada saat Kongres DPP KNPI. Justru mendukung kader dari luar,” tandas Lisman.
Ketum MPO IPA ini memiliki bukti yang lainnya tentang Kurnia dan PP IPA. “Kurnia bersama dengan ketua umum PP IPA turun ke Musprov KNPI Sumatera Barat hanya karena berlatar belakang uang. Apa yang mereka lakukan itu telah mencederai PP IPA di mata organisasi pemuda Lainnya.”
Lisman pun memaparkan bagaimana PP IPA melego jabatan sekretaris jenderal (Sekjen) kepada kader ormas lain. Padahal masih banyak kader lain yang pantas duduk di sana. Yang lebih menyakitkan lagi, orang yang ditempatkan sebagai Sekjen itu tidak jelas kontribusinya terhadap organisasi. “Jabatan sekjen IPA diberikan kepada kader luar, padahal masih banyak kader Al Washliyah yg berpotensi,” jelasnya. Menurut Lisman masih banyak kesalahan-kesalahan PP IPA lainnya dan tidak mungkin dibeberkan ke publik.
(mrl)