JAKARTA – Penyelenggaraan Pemilu 2014 nampaknya masih diselimuti berbagai permasalahan. Mulai dari biaya pemilu yang tinggi, kualitas calon anggota legislatif yang belum memuaskan, daftar pemilih tetap (DPT) dan tingginya Golput. Hampir setiap pemilu ke pemilu masalah itu terus menghantui. Ini menjadi tugas berat lembaga penyelenggara Pemilu yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta partai politik.
Angka Golput pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang diprediksi masih sangat tinggi jumlahnya. Hal ini dikatakan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan dalam acara diskusi bertema “Peran Elit Politik Dalam Mendorong Kualitas Pemilu 2014” di Jakarta Jumat (1/11).
Menurut Ramadhan, tingginya jumlah Golput disebabkan sikap apatis masyarakat terhadap politisi. “Persoalan Pemilu 2014 yang menjadi ujian sangat berat adalah Golput masih sangat tinggi. Apatisme masyarakat kepada politisi juga tinggi sekali,” katanya pada diskusi di Galeri Cafe TIM Jakarta Pusat.
Namun begitu, Ramadhan tetap memberikan dukungan kepada KPU agar terus menjalan tahapan Pemilu yang sudah diagendakan. “KPU harus tetap didukung. Kalau pun ada yang belum beres harus cepat diperbaikinya, tapi jangan ada penundaan,” jelas Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan Ketua Umum Partai Gerindra Prof. Suhardi. Menurutnya masalah Golput pada 2014 masih sangat mengkhawatirkan. Bahkan ia mengatakan masyarakat yang Golput merupakan pengecut. “Orang yang Golput harus ikut bertanggung jawab kalau negara hancur. Karena (mereka Golput) orang-orang baik tidak terpilih,” jelasnya.
Ditambahkannya, kelompok Golput yang paling banyak itu terdapat di kalangan akademisi. “Komponen Golput itu banyak di perguruan tinggi,” tegas mantan dosen UGM ini. Oleh karena banyaknya jumlah Golput, Suhardi tetap berupaya menekan angka pemilih yang Golput agar mau menggunakan haknya pada Pemilu nanti.
(mrl)
About Author
