MAKKAH – Makiah Marwah Jaman, demikian sepasang jamaah haji Indonesia memberi nama sang putri yang baru terlahir di pemondokan 610 daerah Misfalah, Makkah, Arab Saudi. Sepasang suami istri yang berbahagia itu adalah Ika Binti Abdurrozak,43, dan Jaman,50.
“Keduanya adalah jamaah haji kloter 14 dari Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS/14) yang berasal dari Kabupaten Bogor,” kata Kepala Sektor 6, Ali Zakiyuddin usai mengikuti proses Aqiqah di Mushalla Sektor 6, Sabtu (26/10) malam.
Terkait proses kelahiran Makiah, Ali Zakiyuddin menjelaskan bahwa tidak ada jamaah anggota kloter JKS/14 ini yang tahu dan menduga bahwa ada jamaah yang hamil dalam kloternya. Selama menjalankan proses ibadah haji, Ibu Ika selalu menggunakan kerudung besar sehingga menutupi semua tubuhnya.
Selain itu, Ibu Ika juga suka meletakkan tasnya di depan sehingga tidak nampak kalau sedang hamil. Hal ini, lanjut Ali Zakiyuddin, dilakukannya secara rutin sampai dengan selesainya prosesi armina. Jamaah kloter JKS/14 pun baru tahu setelah Sabtu (26/10) dinihari, sekitar jam 04.30, Ibu Ika melahirkan bayinya di kamar pemondokan.
“Pagi-pagi sebelum jam lima, saya dikabari sama pihak kloter bahwa ada jamaah yang akan melahirkan. Jamaah tersebut berusaha melahirkan di kamar sendiri dengan dibantu dukun bayi yang kebetulan termasuk jamaah dalam kloter itu juga,” terang Ali Zakiyuddin.
“Kebetulan juga dukun bayi itu sangat berpengalaman,” tambahnya.
Di antara para jamaah haji Indonesia yang tergabung dalam kloter JKS/14, terdapat dua jamaah yang berprofesi sebagai dukun bayi. Dukun bayi yang satu masih muda, sedang yang satunya sudah tua dan berpengalaman. Dukun kedua itu biasa dipanggil Mak Rani,60.
Menurut Ali Zakiyyudin, awalnya proses kelahiran Makiah itu ditangani oleh dukun bayi yang masih muda. Ketika dalam proses melahirkan, ternyata posisi sang jabang bayi adalah sungsang. Karena belum terlalu berpengalaman, dukun bayi ini panik, lalu memanggil Mak Rani.
“Dari kondisi yang sunsang, oleh Mak Rani kemudian diluruskan sehingga bayi terlahir dalam keadaan sehat dan normal,” ujar Ali Zakiyuddin.“Saya sendiri mendapatkan laporan setelah prosesi melahirkan selesai,” tambahnya.
Keajaiban
Mendapatkan laporan, Ali Zakiyuddin mengaku langsung melihat kondisi bayi dan ibunya. Untuk memastikan bahwa keduanya dalam keadaan sehat, Ali memanggil dokter sektor yang sedang piket untuk mengontrol bayi dan ibunya.
“Hasil dari kontrol dokter, keduanya sehat dan itu sungguh sangat ajaib,” terang Ali penuh heran.
Keajaiban itu, lanjut Ali, setidaknya karena tiga alasan: pertama, tanpa direncanakan, ternyata ada dukun bayi yang profesional dalam kloter JKS/14 sehingga bisa memberikan pertolongan.
Kedua, posisi bayi sungsang bisa dibetulkan dalam waktu yang cukup singkat. Adapun keajaiban yang ketiga adalah bayi itu terlahir dalam keadan sehat meski proses kelahirannya berlangsung dalam situasi dan kondisi yang serba alakadarnya, baik tempat maupun alatnya.
“Alhamdulillah sekarang dari sisi medis sudah dikontrol, termasuk mengenai pemotongan puser juga sudah dikontrol dan disterilkan dari kuman sehingga bayi dan ibunya sampai hari ini sehat,” tutur Ali.
Makiah Marwah Jaman terlahir dengan bobot 2 kg. Dia merupakan anak yang ketiga dari pasangan Ika dan Jaman. Kakak Makiah sekarang berusia 23 tahun. Artinya ada jarak yang cukup jauh antara kelahiran Makiah dan kakaknya, yaitu 23 tahun.“Sekarang ibu Ika beserta suami dan Makiah sudah saya tempatkan di sebuah kamar yang sebelumnya kosong,” ujar Ali Zakiyuddin.
Tanazzul
Ali Zakiyuddin menambahkan bahwa malam ini adalah pemberangkatan jamaah haji Indonesia kloter JKS/14 ke Tanah Air. Sehubungan itu, Ibu Ika beserta suami dan anaknya akan ditanazulkan.
“Jadi kepulangannya akan diakhirkan, sampai dengan ada keputusan dokter bahwa yang bersangkutan layak untuk diterbangkan,” tegas Ali.
Sekarang keluarga berbahagia ini masih di pemondokan. Jika seluruh anggota kloternya sudah berangkat ke Jeddah dan pulang ke Tanah Air, Makiah beserta kedua orang tuanya kemungkinan akan dipindahkan ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
“Sekarang dalam proses membuatkan semacam pengganti paspor untuk persiapan pemulangan. Dari sisi kesehatan akan terus dicek sampai ada batas waktu dan kelayakan dari pihak garuda untuk melakukan penerbangan,” kata Ali Zakiyuddin.
(mch/esbeem)