JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), H.Masyhuril Khamis, mendesak semua pihak untuk menyetop ghibah di media cetak, elektronik dan media digital lainnya.
“Saat ini ghibah sudah menjadi sarapan pagi. Dari pagi sampai dengan ketemu pagi berikutnya, media kita sudah seolah menghalalkan ghibah, sehingga mencerca, mengejek dan sejenis itu masuk dalam tayangannya.”
Padahal Rasulullah SAW bersabda dari Abi Hurairah ,,,, ketika kau ungkap hal-hal/keadaan kawanmu sedangkan ia benci tentang pengungkapan itu kepada orang lain, maka itulah yg disebut ghibah, sahabat bertanya … bagaimana kalau hal tersebut kenyataan, Nabi menjawab jika hal itu sesuai kenyataan berarti itu juga ghibah, tetapi jika tidak sesuai malahan itu disebut Buhtan (memfitnah/menjelek jelekkan).
Pada hadits yg lain …. Barangsiapa menjelang matinya baru taubat dari ghibah maka ia paling akhir masuk syurga, sedangkan yang tidak bertaubat sampai mati, maka ia paling dulu masuk neraka.
Menurut Ulama ada 3 majelis yang dijauhkan dari Rahmat Allah:
1. Yang semata mata bicara tentang harta dan dunia.
2. Yang penuh gelak tawa.
3. Ghibah
Demikian pula pendapat ulama lainnya, ada model ghibah yg tidak berdosa:
1. Membicarakan penganiayaan raja yang kejam
2. Membicarakan kebejatan moral, akhlak manusia brutal yg sengaja memperlihatkan maksiatnya di depan umum
3, Membicarakan kesalahan ahli bid’ah.
Hendaknya, kata Masyhuril Khamis, yang juga Ketua Bidang Dakwah PB Al Washliyah, ketiga hal itu dapat menjadi iktibar (pelajaran) bagi kita semua. Wallahua’lam
Masyhuril Khamis