BerandaKabar WashliyahPeringatan Hari Kesaktian Pancasila, Mendikbud: Tidak Boleh Lengah

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Mendikbud: Tidak Boleh Lengah

JAKARTA – Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dipusatkan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (1/10/2013) pukul 08.00 WIB. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak sebagai inspektur upacara. Tema peringatan pada tahun ini adalah ‘Mewujudkan Nilai-nilai Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa’.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan, acara ini merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Tujuannya, kata dia, untuk mengingatkan dan menyadarkan kembali tentang pentingnya sejarah termasuk sejarah yang terkait dengan pondasi atau landasar dasar yaitu Pancasila.

“Ini yang tidak boleh lengah, meskipun tantangannya berbeda,” katanya usai mengikuti upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Selasa (1/10/2013).

Upacara dibuka dengan mengheningkan cipta untuk mengenang jasa pahlawan revolusi. Selanjutnya, pembacaan teks Pancasila oleh Ketua DPD RI Irman Gusman. Berikutnya pembacaan UUD 45 oleh Ketua MPR Sidarto Danusubroto, diteruskan pembacaan dan penandatanganan ikrar oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie.

Marzuki, dalam pembacaan ikrar, mengatakan, Sejak diproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1945, telah terjadi rongrongan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai ideologi negara,” katanya. Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama Suryadharma Ali.

Sebelum meninggalkan tempat upacara, Presiden SBY menemui keluarga pahlawan revolusi yang turut mengikuti upacara. Mereka adalah sejumlah jenderal dan perwira menengah TNI yang menjadi korban Gerakan 30 September 1965.

Parade upacara diikuti jajaran tiga angkatan TNI dan Polri, organisasi kepemudaan, gerakan pramuka, serta pelajar. Tampil pula paduan suara pelajar SMA dari beberapa sekolah di Jakarta . Mereka membawakan lagu-lagu kebangsaan.

Seusai upacara, SBY dan Ibu Ani meninjau diorama yang terletak di Museum Pancasila Sakti, di depan lapangan upacara. Diorama menggambarkan peristiwa Gerakan 30 September, berbentuk miniatur-miniatur dari penculikan para jenderal dan perwira menengah TNI, proses pemasukan jenazah ke dalam sumur, pengangkatan jenazah, hingga tertembaknya Ade Irma Suryani Nasution.

“Di samping ada foto, diorama, ada cerita ringkasnya, sehingga lebih memudahkan anak-anak untuk mengenal apa yang terjadi tahun 60-65 an,” kata Menteri Nuh.

Turut hadir dalam acara ini Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menteri PAN Azwar Abubakar, dan Menpora Roy Suryo. Selain itu, hadir Panglima Jenderal TNI Moeldoko, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Jaksa Agung Basrief Arief, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, dan sejumlah duta besar negara-negara sahabat. (gardo)

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille