JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) masih membuka kesempatan kepada kabupaten atau kota yang ingin melaksanakan Kurikulum 2013 secara mandiri. Kesempatan ini diberikan menanggapi banyaknya permintaan dari daerah yang ingin melaksanakan kurikulum secara mandiri.
“Saya mendapat banyak sekali surat dari kabupaten yang ingin melaksanakan secara mandiri. Silakan saja, asal tidak membebani orang tua,” kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim di sela-sela penutupan Konvensi UN di Kemdikbud, Jakarta, Jumat (28/09/2013).
Musliar menyampaikan, meskipun implementasi kurikulum baru sudah dimulai, tetapi pelatihan guru masih dapat dilakukan hingga bulan depan. Kesempatan ini, kata dia, dikhususkan untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). “Untuk SMP dan SMA masih bisa sampai bulan Oktober ini. Kalau untuk SD karena sudah dua bulan, sudah selesai dua buku dipelajari oleh anak maka tidak bisa kita lakukan lagi,” katanya.
Musliar mengatakan, pembiayaan pengadaan buku dan pelatihan guru pada kurikulum mandiri ditanggung oleh daerah menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Namun, kata dia, instrukturnya dari pelatih yang sudah disiapkan baik untuk nara sumber maupun instruktur nasional. ”Untuk pelatihan yang dilakukan setelah bulan Oktober hanya untuk guru yang akan melaksanakan kurikulum pada tahun depan,” katanya.
Musliar menyebutkan, sekolah sasaran Kurikulum 2013 yang dibiayai oleh Kementerian sebanyak 6.326 sekolah. Guru-guru di sekolah-sekolah tersebut telah dilatih oleh instruktur nasional sebelum tahun pelajaran dimulai. (gardo)