MAKKAH – Jemaah Calon haji dari berbagai negara, seperti Pakistan, Bangladesh, Filiphina, Malaysia, dan negara lainnya mulai berdatangan di Makkah Al-Mukarramah, Arab Saudi. Masjidil Haram pun tampak mulai padat, terlebih ketika menjelang masuk waktu salat.
Jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Makkah pun ikut meramaikan Masjidil Haram. Bagi yang baru tiba di Makkah, mereka melaksanakan ibadah umrah. Bagi yang sudah berumrah, mereka melaksanakan salat wajib berjamaah dan salat sunnah lainnya. Masjidil Haram pun terasa semakin ramai dan padat.
Pantauan Tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Kamis (19/09) malam, melihat beberapa jamaah Indonesia yang masih kebingungan ketika akan mencari jalan keluar dari area sa’i yang sesuai dengan arah pemondokan mereka. Sebenarnya sudah banyak tanda penunjuk arah, namun sepertinya terlalu kecil sehingga kadang tidak terlihat.
Selain itu, tulisannya dalam Bahasa Arab dan Inggris juga menjadi kendala tersendiri bagi sebagian jamaah Indonesia. Untung Pengendali Teknis Pengamanan Jamaah Abu Haris dan Kasi PAM Daker Makkah Assep Abdullah Masduki sigap dalam mengarahkan jamaah tersesat.
Berdiri persis di putaran Shafa, mereka berdua tampak waspada mengawasi kalau-kalau ada jamaah haji Indonesia yang kebingungan ketika mau pulang setelah melaksanakan umrah. “Sudah menjadi tugas kami untuk melayani jamaah haji Indonesia, khususnya menjaga kenyamanan dan keamanan mereka ketika beribadah di Masjidil Haram,” kata Asep.
“Saya juga sedang mempelajari alur pergerakan yang paling aman dan nyaman di Masjidil Haram seiring dengan konsisi pembangunan yang ada sekarang ini. Saya berharap pembangunan ini cepat selesai dan pada puncak haji sudah dapat digunakan,” harap Asep.
Kesempatan bertemu dan membantu jamaah juga dipergunakan oleh Asep dan Abu Haris untuk mensosialisasikan imbauan Daker Makkah tentang pentinginya menjaga kesehatan. Jamaah diminta agar tidak terlalu memaksakan diri sehingga pada saat puncak haji justru dalam keadaan tidak sehat. Jamaah juga diimbau agar tidak membawa uang terlalu banyak atau perhiasan yang mencolok ketika akan beribadah di Masjdil Haram. “Demi keamanan, bawa uang riyal secukupnya saja. Sisanya biar di simpan di pemondokan,” pesan Asep.
Tidak hanya mereka berdua, di beberap titik strategis, seperti jalur masuk sa’i dari area tawaf, serta Bab Malik Fahd dan Bab Marwa, dijumpai pula petugas dari sektor khusus yang mengawasi pergerakan jamaah haji Indonesia.
Dalam kesempatan berbincang dengan Abdul Mukin, salah seorang pekerja asal Jember Indonesia, yang sudah 1 tahun 8 bulan ikut bekerja sebagai tukang bangunan di Masjidil Haram, diperoleh informasi bahwa menjelang puncak haji, jalur keluar masuk Masjidil Haram yang sudah selesai renovasi akan dibuka untuk memperluas akses ke masjid.
Selain itu, sebagian pekerja juga akan diliburkan, lalu ditempatkan di beberapa titik untuk membantu menertibkan dan mengamanankan suasana di Masjidil Haram.
“Semua petugas Indonesia harus menghafal semua nama pintu. Kalau sudah ramai, setiap pintu harus dijaga 2 orang, terutama di pintu-pintu besar, seperti: Bab Umrah, Bab Malik Fahd, Bab Malik Abdul Aziz, dan Bab Marwah.”
(mch/esbeem)