34.8 C
Jakarta
Kamis 21 September, 2023

Ketua Umum PB Al Washliyah Kutuk Pembantaian Mesir

JAKARTA – Ketua umum Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), DR.H.Yusnar Yusuf MS, mengutuk peristiwa pembantaian massal di Mesir, yang merenggut korban jiwa. Karena itu, dia mendesak semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan ukhwah Islamiyah.

Yusnar Yusuf mengemukakan itu menanggapi perkembangan terakhir di Mesir, terkait upaya pemerintah dan militer Mesir menyelesaikan aksi demonstrasi pendukung Mantan Presiden Mursy, yang belakangan dikudeta. Aksi di Mesir praktis mendapat kecamatan dan simpati dunia.

Peristiwa di Mesir sungguh mengharukan orang nomor satu di jajaran Organisasi Al Washliyah ini. Menurut Yusnar, selama ini Mesir dikenal sebagai bangsa yang berbudaya tinggi, namun dengan adanya peristiwa pembantaian tersebut bahwa Mesir telah menunjukkan budaya tradisional dan tidak berakhlak.

“Sungguh fantastis. Pemerintah Mesir berubah tidak beradab,” tegas Yusnar Yusuf kepada kabarwashliyah.com, Kamis (15/8/2013).
Pada bagian lain, Yusnar mengingatkan Organisasi Konfrensi Islam (OKI) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jangan melakukan pembiaran atas peristiwa yang terjadi di Mesir. Selain itu, kalangan mahasiswa Indonesia maupun Tenaga Kerja Indonesia (TKI) supaya menghindari konflik dalam negeri Mesir. “Minta perlindungan kepada kedutaan, bila keamanan jiwa terancam. Jangan ikut-ikutan politik di negara orang lain.”
Rabu, (14/08/2013) kemarin dilaporkan, Syeikh Muhammad Hasan dan Syeikh Muhammad Husain Ya’qub, dua ulama terkemuka Salafy,  ikut bergabung dengan demonstran kontra-kudeta militer dan kelompok pendukung Mohammad Mursy yang kini membentuk perkumpulan massa baru  di lapangan Musthafa Mahmud setelah bundaran Rabi’ah Al Adawiyyah diserbu.

“Tapi hari ini, saya bergabung dengan kalian dalam protes damai untuk memberitahu kalian bahwa darah saya akan ditumpahkan sebelum darah kalian,” ujar Syeikh Muhamad Hassan kepada demonstran yang terus berada di alun-alun.

Syeikh Muhammad Hasan sempat dilaporkan dirawat akibat sesak nafas akibat pengaruh tembakan polisi yang menembakkan gas air mata.

Dr. Muhammad Al Baltaji, anggota Parlemen Mesir dari fraksi Al Ikhwan Al Muslimun,  melalui saluran telepon kepada TV Aljazeera,  mengajak penduduk Mesir untuk turun ke jalan turut menentang kekerasan dan pembantaian oleh Militer.

“Jika kalian tidak keluar dari rumah kalian, kalian biarkan Al-Sisi menghancurkan negara ini, maka mesir akan menuju jalan Suriah,” demikian ujar Baltaji.

“Sahabat-sahabat kalian yang bertahan di Rabi’ah dan Nahdah, mengorbankan diri dan nyawa mereka, adalah untuk kalian. Untuk kemerdekaan kita bersama, merdeka dari pemerintahan rezim militer yang telah menguasai kita,” tambahnya.

Sebelumnya, Syeikhul Azhar Syeikh Dr Ahmad Tayyib dan Ketua Persatuan Ulama Dunia, Syeikh Dr Yusuf al Qaradhawi ikut mengecam tindakan militer Mesir.

Sementara itu, Negara-negara besar Eropa mendesak pemerintah sementara yang didukung militer untuk menghindari peningkatan kekerasan dan kembali melangsungkan dialog politik.

PM Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan aksi penumpasan pasukan keamanan Mesir, Rabu, terhadap kamp-kamp protes pro-Mursy di Kairo sebagai pembantaian. Ia mendesak Dewan Keamanan PBB dan Liga Arab untuk segera bertindak menghentikannya.

Sementara itu, Presiden Turki Abdullah Gul menuduh pemerintah Mesir melakukan intervensi bersenjata terhadap warga sipil dan menyebut tindakan itu tidak dapat diterima.    Pihak berwenang Mesir mengatakan, sejumlah demonstran bersenjata dan menembak pasukan keamanan.

Ankara salah satu pengecam internasional terkeras keputusan militer Mesir untuk mendongkel Mursy tanggal 3 Juli, satu tahun setelah ia memangku jabatan sebagai pemimpin pertama Mesir yang terpilih secara demokratis.

Militer mengatakan, mereka bertindak untuk menanggapi apa yang disebut keinginan rakyat setelah protes massal warga Mesir yang sekuler yang menuduh Mursy anti demokrasi.

Seorang juru bicara untuk Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pemimpin PBB itu mengecam kekerasan di Mesir melalui pernyataan-pernyataan paling  keras, dan menyesalkan bahwa pihak berwenang Mesir  memilih menggunakan kekerasan terhadap demonstran.

(hidayatullah/esbeem)

About Author

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansSuka
1,230PengikutMengikuti
206PengikutMengikuti
100PelangganBerlangganan

Latest Articles