34.4 C
Jakarta
Minggu 1 Oktober, 2023

Pemerintah Harus Serius Turunkan Harga Daging

JAKARTA – Anggota DPR RI, Sarifudding Sudding meminta pemerintah serius mengontrol harga serta menyediakan pasokan daging yang cukup, terutama selama bulan Ramadhan dan menjelang Iedul Fitri.

Pasalnya, jika pasokan daging di pasar terbatas, harga daging makin melambung hingga sulit dijangkau oleh masyarakat bawah. Kelangkaan pasokan dan melonjaknya harga daging jika tidak segera disikapi pemerintah dapat memicu keresahan masyarakat.

“Kelangkaan dan tingginya harga daging harus segera disikapi oleh pemerintah dengan langkah nyata. Saat ini harga daging sapi sudah mencapai Rp 100 ribu lebih per kg. Jangan sampai kelangkaan daging ini memicu keresahan masyarakat. Apalagi selama bulan ramadhan seperti ini dan menjelang lebaran, kebutuhan daging pasti akan meningkat tajam,” ingat Sudding.

Berdasar pantauan tim Hanura di lapangan, harga daging sapi menembus Rp 100 ribu seperti di Pasar Johar Semarang Jateng, kawasan Depok dan Bekasi Jabar. Padahal, sebelumnya bertengger di harga Rp 70 ribu -80 ribu.

Menurut Ketua Fraksi hati Nurani Rakyat (Hanura) ini, seharusnya pemerintah sudah bisa memprediksi melonjaknya kebutuhan daging pada bulan Ramadhan dan menjelang Iedul Fitri. Namun nyatanya, pemerintah malah kewalahan.

“Keadaan seperti ini seharusnya sudah bisa diprediksi oleh Pemerintah SBY. Jika bulan Ramadhan, kebutuhan daging naik, sehingga stok harus dipersiapkan sejak jauh-jauh hari,” ujarnya.

Dengan stok daging yang cukup, tambah dia, maka spekulan tidak akan bisa bermain harga. “Tapi ini malah baru ribut setelah stok menipis, kan aneh. Jika kondisinya seperti ini, berarti perencanaan pemerintah lemah,” papar Sudding.

Jalan Pintas
Lebih jauh, menurut wakil rakyat dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah tersebut, jika stok daging langka dan harga melonjak, pemerintah selalu saja mengambil jalan pintas dengan melakukan impor daging dari luar negeri. Solusi instan tersebut tentu saja merugikan para peternak di dalam negeri.

“Jika pemerintah punya perencanaan jangka panjang, tidak akan terjadi kasus seperti ini. Karena kejadian ini bukan sekali dua kali tapi selalu terjadi setiap tahun. Pemerintah seharusnya belajar dari pengalaman, kemudian memberdayakan para peternak di dalam negeri, sehingga mampu mencukupi kebutuhan di dalam negeri,” lanjut dia.

Di sisi lain, papar Sudding, ketika terjadi kelangkaan dan melonjaknya harga daging, antara satu kementerian dengan kementerian yang lain saling membuat pernyataan yang berlawanan.

“Yang lebih lucu, para menteri bukannya sigap bertindak untuk mencari jalan keluar, tapi malah memberikan pernyataan yang saling bertolak belakang di media. Menteri Perdagangan Gita Wiryawan di media bilang jika harga melonjak karena pasokan langka, tapi Menteri Perekonomian Hatta Rajasa di media mengatakan, tingginya harga daging karena ulah spekulan. Ini seperti pemerintahan yang tidak ada koordinasi saja, sesama menteri saling membuat pernyataan yang berbeda,” ujar Sudding.

About Author

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansSuka
1,230PengikutMengikuti
206PengikutMengikuti
100PelangganBerlangganan

Latest Articles