JAKARTA – Mantan komisioner Bawaslu periode 2009 yang juga calon legislator (caleg) DPR RI asal PDIP, Agustiani Tio Fridelina Sitorus mengaku terkejut saat mengetahui Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) bermasalah.
“Sebagai contoh, dapil DKI II yang meliputi kawasan Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri terjadi kelebihan suara. Untuk wilayah Jaksel misalnya, terjadi selisih 4.000 suara. Data meningkat dari 36.000 menjadi 40.000 suara,” kata Agustiani dikantor KPU, Jakarta, Jum’at (5/7/2013).
Kendati dapil DKI II bukan termasuk kawasan Agustiani, caleg PDIP Dapil DKI III tersebut tetap memberikan perhatian lebih perihal data pemilih. Pasalnya, persoalan daftar pemilih tetap (DPT) pernah mencuat pada pemilu 2009. Karena itu, persoalan semacam ini tidak boleh terulang kembali.
“Untuk dapil DKI II yang saya amati, selisih suara terjadi dikawasan Mampang dan Waring Buncit. Hal ini harus dikonfirmasi oleh penyelenggara pemilu, baik KPU maupun Bawaslu. Karena, pasca penetapan DPT, data tidak bisa direvisi,” ungkap caleg Nomor urut 3 DKI III tersebut.
Sementara, ditanya seputar strategi yang akan digunakan untuk menjaring pemilih, Agustiani akan meniru pola kampanye yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo dan Joko Widodo. Menurutnya, kedua tokoh internal PDIP tersebut dapat dijadikan patronase dalam meraih simpati publik.
“Kalo kita bicara soal pengalaman, maka kita akan berkaca pada pemilukada di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Saya akan belajar dari kedua pemilukada tersebut, terutama pada kedua figur kepala daerahnya. Saya akan menyapa penduduk, sama seperti pak Jokowi yang menerapkan strategi blusukan,” pungkas Agustiani. (gardo)