JAKARTA – Setelah peresmian Kantor Bisnis Pemerintah Victoria (The Victorian Government Business Office (VGBO)) di Jakarta (18/6), lebih dari 300 perusahaan dan 450 delegasi dari Negara Bagian Victoria berpartisipasi untuk yang pertama kalinya dalam Misi Perdagangan Terbesar (Super Trade Mission (STM)) Asia Tenggara yang dipimpin langsung oleh Premier Victoria yang baru, Dr Denis Napthine.
Fokus STM diutamakan untuk membuka peluang dalam sektor otomotif, penerbangan, pendidikan tinggi dan pelatihan pendidikan kejuruan, pangan dan agribisnis, kesehatan dan lansia, komunikasi informasi dan teknologi, pariwisata, urbanisasi dan infrastruktur serta manajemen dana dan kekayaan.
Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan Ekspor terbesar Victoria ke kawasan Asia Tenggara adalah pendidikan internasional yang bernilai lebih dari $1 miliar per tahun. Tahun lalu, institusi pendidikan Victoria menerima lebih dari 130,000 mahasiswa internasional, atau 30% dari total mahasiswa yang berada di Australia.
The University of Melbourne akan membuka gelar pascasarjana baru jurusan inovasi makanan (food innovation), sebagai hasil konsultasi dengan para mitra dari industri pangan serta disesuaikan dengan kebutuhan industri. Program pascasarjana ini akan menghasilkan lulusan dengan kemampuan berwirausaha yang dibutuhkan oleh industri pangan Victoria dalam upaya untuk memenuhi pasokan pangan di pasar Asia. Jurusan ini meliputi dasar-dasar ilmu pangan, kemasan dan desain produk, pemasaran internasional, serta tren dan pandangan konsumen Asia.
Para mahasiswa akan memiliki akses ke Confectionary Centre for Excellence Kraft Asia-Pacific di Melbourne. Lembaga ini dikelola oleh tim penelitian dan pengembangan (R&D) terbesar di Australia dan menekankan pada pengembangan produk pangan berkualitas tinggi dan inovatif untuk pasar Asia. Program baru ini akan menjadi jurusan ilmu pangan terbaik di kawasan Asia-Pasifik. Tujuannya adalah untuk tidak hanya menarik minat mahasiswa dari Australia, tetapi juga dari perusahaan pangan terkemuka di Asia (termasuk Indonesia) dan membangun reputasi Melbourne sebagai pusat inovasi makanan untuk wilayah Asia Pasifik. Program pascasarjana baru ini berada dalam tahap awal perencanaan, dan rencananya akan siap diluncurkan pada tahun 2015.
Premier Negara Bagian Australia, Dr. Denis Napthine juga mengumumkan beasiswa pascasarjana dalam upaya mendorong anak muda di Victoria, Australia untuk melanjutkan pendidikan Master mereka di Indonesia. Sebanyak 50 Beasiswa Hamer diberikan setiap tahunnya selama 4 tahun terakhir (total 200 penerima beasiswa). Program ini akan terus berlanjut, dan mengikutsertakan mahasiswa yang ingin mengambil jurusan Sastra Indonesia secara langsung di Indonesia.
Premier mengumumkan kemitraan infrastruktur terbaru Victoria-Indonesia Sebuah kemitraan infrastruktur terbaru Victoria-Indonesia yang dibentuk melalui Lokakarya Kemitraan Pemerintah-Swasta (Public Private Partnership) di Jakarta hari ini menegaskan reputasi Victoria sebagai pusat perencanaan dan pembangunan, dan meningkatkan kolaborasi pada proyek-proyek di luar negeri.
Kala berbicara di sebuah workshop sebagai bagian Misi Perdagangan Terbesar atau Super Trade Mission (STM) Pemerintah Negara Bagian Victoria ke Asia Tenggara, Premier Vitoria Denis Napthine mengisyaratkan pesan kepada Pemerintah Indonesia bahwa industri lokal Victoria dapat membantu memenuhi kebutuhan infrastruktur Indonesia yang mendesak.
Dr Napthine juga mengungkan bahwa Victoria telah lama diakui sebagai pemimpin global dalam perencanaan dan pelaksanaan Kemitraan Pemerintah-Swasta dan hadir untuk menyajikan keahliannya bagi Indonesia. “Pemerintah Indonesia mengagendakan Kemitraan Pemerintah-Swasta yang ambisius senilai US$50 miliar untuk tahun 2014,” ujar dalam siaran pers, Rabu (19/6/2013).
Pemerintah Koalisi Victoria akan membantu melalui kemitraan dengan berbagai perusahaan terkemuka d Victoria dan Melbourne University untuk memberikan pelatihan bagi para pembuat kebijakan di Indonesia.
“Kemitraan dalam memberikan pelatihan bagi masyarakat Indonesia dan bekerja sama dengan pejabat pemerintah merupakan langkah pertama yang penting untuk membangun kemitraan jangka panjang dengan Pemerintah Indonesia dalam penyediaan infrastruktur. Kolaborasi ini akan membuka peluang bisnis yang nyata untuk perencanaan, konstruksi, pembiayaan, usaha hukum dan manajemen ala Victoria, “katanya.
Sejumlah ahli infrastruktur Victoria dan Indonesia menghadiri workshop ini, termasuk Sir Rod Eddington, Ketua Infrastruktur Australia, Paul Finn dari ANZ dan Dennis Cliche dari ConnectEast. Dr Napthine juga bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia, Dr Boediono dan pejabat senior Indonesia untuk membahas peluang Victoria dan Indonesia dalam mengembangkan kemitraan melalui penyediaan infrastruktur.
“Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan produk domestik bruto tumbuh lebih dari 6 persen per tahun dalam beberapa dekade terakhir,” kata Dr Napthine. “Koalisi Pemerintah meyakini usaha bisnis di Victoria dapat mendukung dan menjadi bagian dari pertumbuhan ini dengan menambahkan keahlian dalam sistem transportasi, infrastruktur kesehatan dan teknologi green building terdepan,” ungkap Dr Napthin. (gardo)