JAKARTA – Pemilih pemula masih kurang menjadi perhatian partai politik (parpol), kondisi itu dapat memicu tingginya angka golpul pada Pemilu 2014 mendatang.
Kesalahan parpol serba instan membuat kalangan muda menjadi terabaikan.”Parpol itu selalu dadakan. Satu tahun atau dua tahun mau Pemilu baru urusin partai. Jadi, bagimana bisa mengkader para kaula muda yang berusia 17-30 tahun,” kata Pengamat Pemilu, Yus Fitriadi dalam diskusi publik yang bertajuk “Apatisme Pemilih Pemula, Dibalik Kinerja Negatif Parpol. Apa Konsep Caleg?” di Media Center KPU, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2013).
Pengamat politik ini merasa tak yakin, kalau parpol akan mampu menggaet pemilih pemua untuk datang ke TPS. “Di Amerika, pelajar setingkat SMA bebas untuk belajar poltik di Gedung Parlemen. Tapi di kita, Gedung Parlemennya diseram-seramkan. Sehingga pelajar takut datang ke parlemen untuk belajar tentang politik,” katanya.
Caleg Partai Gerindra, Ferry Juliantono pun menyadari bahwa parpol sangat lemah dalam melakukan kaderisasi kepada pemilih pemula. “Padahal jumlah pemillih pemula mencapai 15 persen dari 70 juta jumlah pemilih,” kata caleg DPR RI yang akan bertarung di Dapil Cirebon dan Indramayu ini.
Ferry berjanji, dirinya akan memperhatikan pemilih pemula untuk ikut dalam peseta demokrasi mendatang. “Mulai Subuh besok, saya akan mulai bergerak untuk memperhatikan pemillih pemula,” katanya. (gardo)