JAKARTA – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Noviantika Nasution menyatakan tingginya biaya politik saat ini menjadi tantangan besar bagi calon legislatif (Caleg) dan pemimpin daerah. Menurutnya, para caleg yang nantinya menjadi anggota legislator harus merubah UU pemilu dengan biaya murah, guna menekan tindak korupsi.
“Kedepan UU pemilu dan pilkada akan kita benahi lagi, dari pemilu dengan biaya tinggi menjadi pemilu yang murah,” ujar Noviantika di Media Center KPU, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2013).
Dirinya menyesalkan, para anggota legislatif saat ini yang dulu menjanjikan untuk tidak melakukan tindak korupsi, namun terjadi perampokan uang negara yang begitu masif.
“Janji yang lalu para caleg 2009 menyatakan janjinya tidak melakukan korupsi tetapi setelah jadi malah korupsinya semakin masif,” sesal Novi.
Hal itu, menurutnya, dikarenakan tingginya biaya politik yang mahal itu, mengakhibatkan para caleg sekarang menanggung beban yang sama. Pendidikan politik menjadi penting dan kata kunci dalam merubah maidset masyarakat dari politik pragmatis menjadi politik cerdas untuk keluar dari keterpurukan.
“Sehingga, kita maju lagi menjadi caleg makin berat, pemilih lebih apatis. Ini harus dirubah secara bersama-sama,” jelasnya.
Selain itu dirinya menambahkan, seyogyanya, para caleg tidak mengumbar janji-janjinya yang kemudian tidak terwujud, karena akan memperpuruk sikap apatisme pemilih. Namun, yang diberikan adalah program rencana, buka program nyata, karena itu tugas eksekutif.
“Masyarakat harus diberi pemahaman, kalau kami melakukan sosialisasi program rencana, karena kami bukan eksekutif yang memberikan program nyata. Sehingga, kedepan diharapkan beban yang tidak tinggi ini, kami tidak melakukan kejahatan korupsi,”
“Memperbaiki jalan, membangun gedung itu tugas ekskutif, para caleg jangan dibebankan itu, agak tidak menjadi beban dan cenderung melakukan tindak korupsi,”
Dengan iklim pemilih yang cerdas, dirinya menegaskan, akan mempercepat kearah yang lebih baik menuju titik tujuan masyarakat adil dan makmur. (gardo)