JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Hajrijanto Y Thohari menegaskan jika sejauh ini DPP Partai Golkar belum merespon secara resmi terhadap kasus Wakil Ketua DPR RI Priyo Budisantoso, terkait kunjungannya ke Lapas Sukamiskin, pada Sabtu (1/6/2013) lalu. Golkar baru akan menggelar rapat resmi jika Badan Kehormatan (BK) DPR memutuskan bahwa kunjungan Ketua DPP Golkar itu melanggar etika, karena sudah menjadi domain BK DPR.Karena itu, tak benar jika ada elit Golkar yang coba menggoyang-goyang kursi Wakil Ketua DPR RI maupun sebagai Ketua DPP Golkar.
“Saya tak melihat ada elit Golkar yang bergerak dan menggoyang-goyang posisi Pak Priyo sebagai Wakil Ketua DPR RI maupun sebagai Ketua DPP Golkar. Sebab, reaksi yang ada selama ini masih bersifat individual, perorangan. Golkar sebagai organisasi masih menunggu keputusan BK DPR, yang katanya mau menindaklanjuti kunjungannya ke Lapas Sukamiskin,” tandas Hajrijanto pada wartawan seusai melantik tujuh anggota MPR/DPR RI pengganti antar waktu (PAW) di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Selasa (4/6/2013).
Selain itu di Golkar itu kata Hajrijanto, di Golkar itu sumpah massal yang disebut sebagai Ikrar Panca Bakti, sebagai kader Golkar. Ada lima butir sumpah, dan diantaranya berwatak kesetiakawanan. Dengan begitu dirinya tak melihat ada elit Golkar, yang mencoba menggunting dalam lipatan. “Saya yakin tak ada yang menggunting dalam lipatan,” tegasnya.
Menurutnya, media juga tak mungkin bisa digerak-gerakkan untuk memberitakan yang ‘buruk’ maupun untuk memberitakan yang ‘baik’, atau berita yang layak, atau tidak layak. “Kita juga tak bisa menghalang-halangi media untuk memberitakan apapun sekarang ini. Jadi, apa yang dikatakan Pak Priyo itu bisa mengundang berbagai macam penafsiran. Mestinya beliau tenang, law profile, dan tak perlu reaktif sampai ada undangan dari KPK. Apalagi sudah menyatakan tak terlibat,” ujarnya menyarankan.
Hajrijanto menilai sebagai Wakil Ketua DPR RI kunjungannya ke Lapas Sukamiskin tersebut, tidak ada masalah. Tapi, kalau kemudian ada pertemuan dengan Fahd El Fouz (Fahd A Rafiq), yang menjadi tersangka dalam kasus korupsi Al-Quran, yang pasti akan menimbulkan kecurigaan dan pertanyaan. “Jadi, Golkar tetap menunggu keputusan BK DPR,” pungkasnya.
Hal yang sama diungkapkan Ketua DPP Golkar, Yorrys Raweyai, yang meminta Priyo tidak perlu mengomentari masalah internal. “Asumsi beliau itu kan praduga, bagaimana dia bisa membuktikan. Tidak perlu masalah internal disebut, nggak penting, kenapa dia selancang itu?” katanya mempertanyakan.
Yorrys menilai ucapan Priyo hanya emosi sesaat karena dirinya sedang ramai dibicarakan terkait kunjungannya ke LP Sukamiskin. Namun dia heran mengapa isu pendongkelan dimunculkan Priyo? “Padahal saya justru yang mendukung beliau menjadi Wakil Ketua DPR. Sebagai kader saya mempertanyakan siapa yang mendongkel dia? Jadi, kita semua yang milih Pak Priyo itu,” ungkap Yorrys.
Karena itu, Yorrys berjanji akan membahas masalah kunjungan Priyo dan pernyataannya di Fraksi Golkar. Dia harus menjelaskan perihal kunjungannya dan pernyataannya. “Saya sebagai Deputi Polkam Golkar, akan coba membawa ke fraksi, kita perlu mendengar langsung penjelasan beliau,” ujarnya. (gardo)