JAKARTA – Bambang Soesatyo menilai proposal dana kompensasi dan kebiasaan memberi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dan Beras Miskin merupakan cerminan tidak percaya diri (PD) pemerintah atas program perang melawan kemiskinan.
“Bahkan boleh jadi bahwa pemerintah sesungguhnya sudah merasa gagal memperbaiki kualitas kehidupan warga miskin,” kata Bambang di Jakarta, Minggu (2/6/2013).
Bambang mengutarakan, untuk mengobati kekecewaan warga miskin sekaligus memperbaiki citra dan kinerja pemerintah di mata rakyat, digagaslah BLSM dan program sejenis lainnya.
Kondisi itu membuat Bambang bertanya, apakah program-program seperti itu efektif? Kalau yakin efektif, pemerintah seharusnya berani membeberkan hasil dari program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dihentikan selepas Pemilihan Presiden 2009.
“Berapa banyak warga miskin yang bisa atau sudah keluar dari selimut kemikinan berkat BLT itu?” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini.
Menurut Anggota DPR RI ini, dana Kompensasi atau BLSM itu merupakan tindakan tambal sulam dari program pemerintah memerangi kemiskinan. Hal itu mencerminkan adanya inkonsistensi program pengentasan kemiskinan. Bahkan, boleh jadi pemerintah tidak mempunyai program yang sistemik dalam memerangi kemiskinan.
Akibatnya, kata politisi Partai Golkar ini, BLSM dan program sejenis lainnya selalu dipilih sebagai jalan keluar, manakala warga miskin dipastikan akan menerima dampak sangat serius dari sebuah kebijakan pemerintah, seperti halnya dengan kebijakan menaikkan harga BBM itu.(gardo)