Kedudukan Al Washliyah Sebagai Islamic NGO

WORLD BANK, mendefenisikan NGO sebagai “organisasi swasta yang menjalankan kegiatan untuk meringankan penderitaan, mengentaskan kemiskinan, memelihara lingkungan hidup, menyediakan layanan sosial dasar atau melakukan kegiatan pengembangan masyarakat”.

Dalam sebuah dokumen penting World Bank, Working With NGOs, disebutkan, “Dalam konteks yang lebih luas, istilah NGO dapat diartikan sebagai semua organisasi nirlaba (non-profit organization) yang tidak terkait dengan pemerintahan.
NGO pada umumnya adalah organisasi berbasis nilai (value-based organizations) yang bergantung kepada, baik sebagian atau keseluruhan, bantuan amal  (charitable donations) dan pelayanan sukarela (voluntary service).

Korten (1990) pernah membagi perkembangan generasi NGO menjadi tiga. Generasi pertama NGO, memiliki fokus lebih kepada distribusi bantuan secara langsung kepada yang membutuhkan. Contoh bantuan antara lain makanan dan pelayanan kesehatan. NGO generasi kedua berorientasi kepada pembentukan pola pembangunan dengan skala lokal. Dalam tahap evolusi ini, NGO memfokuskan pada pemberdayaan komunitas lokal agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Korten melanjutkan, pada NGO generasi ketiga, orientasi akan difokuskan untuk memajukan kebijakan dan institusi di level lokal, nasional, dan internasional. Pada tahap ini, NGO merubah perannya dari service providing menjadi katalis perubahan. Korten sendiri menyebut generasi ketiga ini sebagai sustainable systems development. Dengan demikian, NGO pada dasarnya mengalami perubahan dari relief NGO (distribusi bantuan) kepada development NGO (berorientasi pada pembangunan).

Al Washliyah sebagai organisasi nirlaba yang menjalankan aktifitasnya dalam rangka membangun nilai, artinya sejak awal Al Washliyah sudah menyadari bahwa pembangunan yang  berorientasi semata-mata pada pertumbuhan ekonomi adalah keliru, dan itu lah yang sekarang sedang dikritisi oleh para ahli pembangunan yang melihat bahwa pembangunan nilai adalah hal penting sebagai pembimbing pembangunan.

Sebagai contoh bahwa pembangunan pendidikan yang hanya diukur dengan jumlah gedung sekolah dan angka kelulusan, hakikatnya bukanlah pembangunan, tetapi sejauh mana lulusan sekolah tersebut mampu mandiri, dan berkontribusi bagi masyarakat sekitarnya, itulah indikator keberhasilan pembangunan yang sesungguhnya.

Di sinilah kedudukan Al Washliyah sebagai sebuah organisasi non pemerintah, mengambil peran dan berkontribusi bagi dunia pendidikan dengan membangun dan mengelola lembaga pendidikan dari mulai Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi yang lulusannya diproyeksikan menjadi lulusan yang beriman dan berilmu, dan menyeimbangkan kebutuhan dunia dan akhirat.

Penulis- Dedi Iskandar Batubara, S.Sos., SH., MSP
(Calon Anggota DPD RI Pemilu 2014 Daerah Pemilihan Prov. Sumatera Utara)

One thought on “Kedudukan Al Washliyah Sebagai Islamic NGO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *