JAKARTA – Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) Da`i Al Washliyah yang diselanggarakan di Wisma Tugu, Puncak, Bogor, Jawa Barat, akan membahas berbagai persoalan umat, termasuk masalah penanggulangan teroris, ekonomi syariah dan tantangan dakwah ke depan.
Ketua Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah, H.Masyhuril Khamis, di Jakarta, Minggu (19/5/2013) mengemukakan berbagai persoalan akan dibahas pada pertemuan silaturahim da`i Al Washliyah. Persoalan penanggulangan teroris yang dilakukan oleh Densus 88 Mabes Polri juga masuk dalam agenda pembahasan.
Al Washliyah sebagai Ormas Islam, menurut Masyhuril Khamis, yang juga Ketua Bidang Dakwah PB Al Washliyah, mengusulkan kepada aparat pemerintah agar penggerebekan terduga teroris melibatkan unsur Ormas Islam, seperti Al Washliyah, sehingga dapat melihat langsung kejadian sebenarnya di lapangan.
Selama ini pengerebekan yang ditayangkan oleh media digital seperti TV nampak sangat mencekam. Bahkan narasi berita menyebutkan terjadi baku tembak antara terduga teroris dengan anggota Densus 88 Mabes Polri. Jika memungkinkan setelah adanya pertimbangan keselamatan, hendaknya unsur pimpinan Ormas Islam dapat dikutsertakan sebagai pengawas operasi penggerebekan itu. Jika terduga teroris tidak memiliki senjata, sebaiknya terduga tersebut ditangkap dan tidak perlu dilumpuhkan dengan senjata api.
Untuk itulah, kata Masyhuril Khamis, penangkapan terduga teroris tidak perlu mengerahkan kekuatan persenjataan, tapi hendaknya dilakukan secara koperatif.
Masyhuril Khamis mengingatkan kalangan da`i, boleh mengkritisi kebijakan pemerintah namun dengan cara yang santun dalam bingkai bahasa dakwah. Kemudian, pemberantasan teroris tentulah harus didukung, karena teroris adalah musuh negara, sama halnya dengan narkoba maupun korupsi. Dan tindakan teroris jangan dikaitkan dengan jihad.
Selain itu, pertemuan silaknas tersebut juga membekali peserta da`i untuk memiliki kewirausahaan. Sebab munculnya ekonomi syariah akan membuka peluang kalangan da`i untuk turut serta dalam masalah tersebut. hanya sayang, peluang ini banyak dimanfaatkan oleh mereka yang bergelut di konvensional. (esbeem)