JAKARTA – Sekitar 4 juta siswa sekolah dasar (SD) seluruh Indonesia hari ini secara serentak mulai mengikuti ujian nasional (UN), Senin (6/5). Mereka tersebar di 7 ribu gedung SD, baik sekolah yang dikelola pemerintah (negeri) maupun SD swasta.
Proses UN yang akan berlangsung hingga tanggal 8 Mei 2013 tersebut mengujikan 3 mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia, matematika dan IPA.
Berbeda dengan soal UN SMP dan SMA yang substansinya sepenuhnya disusun oleh panitia pusat, maka untuk soal UN SD hanya 25 persen yang berasal dari pusat. Sedang 75 persen soal lainnya disusun oleh daerah. Termasuk tanggungjawab percetakan soal UN, sepenuhnya menjadi wewenang pemerintah daerah.
“Informasi yang saya dapat dari berbagai daerah propinsi, naskah semua sudah siap untuk tiga hari. Insya Allah tidak ada masalah karena daerah yang memegang peranan lebih besar,” jelas Mendikbud M Nuh, sebagaimana dikutip pada laman poskotanews.com
Perbedaan lain dengan UN SMP dan SMA, untuk UN tingkat SD, BSNP dikatakan Nuh hanya memberlakukan satu jenis (variasi) soal. Artinya tidak ada perbedaan soal UN pada siswa dalam satu ruangan ujian.
Kebijakan tersebut dilakukan mengingat jenjang SD masih merupakan jenjang pendidikan wajib belajar 9 tahun. Sehingga proses evaluasinya pun jauh lebih ringan dan mudah bagi siswa.
Nuh mengakui bisa jadi UN tingkat SD tahun ini merupakan UN yang terakhir kali. Sebab jika kurikulum 2013 jadi diterapkan, maka kelulusan SD sifatnya lebih kepada kenaikan ke jenjang kelas berikutnya yakni kelas VII. “UN tahun depan sangat terbuka untuk dievaluasi, apakah UN SD masih perlu atau tidak,” tambah Nuh.
Untuk keperluan penyelenggaraan UN SD tersebut pemerintah pusat menganggarkan biaya sebesar Rp 100,82 miliar. Anggaran tersebut merupakan bagian dari total biaya UN secara keseluruhan yang mencapai Rp 644,27 miliar.
Kekurangan anggaran, jelas Nuh diserahkan ke masing-masing pemerintah daerah untuk menutupi kekurangan biaya tersebut. (*/esbeem)
About Author
