TANGERANG – Hari ketujuh wafatnya almarhum Ustad Jeffry Al-Buchory, yang lebih dikenal dengan panggilan, Uje, ribuan orang memadati rumah kediaman keluarganya, di area Komplek Bukit Mas Narmada, Rempoa, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Kamis (2/5/2013) malam. Mereka datang dari berbagai daerah ikut tahlilan dan berdoa bersama puluhan ulama, artis dan masyarakat biasa.
Di antara ulama yang hadir, tampak Raja Dangdut Rhoma Irama. Dalam tausyiahnya, Rhoma irama menyebut bahwa Uje sangat konsen untuk menyatukan umat. Hal itu terungkap saat mereka bertemu dan ngobrol soal kondisi umat Islam yang kini mulai terkotak-kotak.
Di mata Rhoma irama, Almarhum Uje adalah sosok panutan semua umat. Dicintai umat. Maka, ketika Uje meninggal semua orang merasa kehilangan. Ribuan jemaah pun berbondong-bondong ke Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, untuk ikut menshalatkan jenazahnya. Rebutan menggotong keranda dan mengantarnya ke makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka juga selalu hadir tahlilan di kediaman almarhum.
“Ini bukti bahwa beliau sangat dicintai oleh masyarakat. Diidolakan masyarakat. Jadi dambaan masyarakat,” kata Rhoma Irama.
Menurut keluarga, tahlilan di rumah kediaman almarhum berlangsung hingga 40 hari kedepan. Jemaah dari berbagai daerah dan lapisan masyarakat terus berdatangan ke rumah duka. Demikian juga ke makam Uje. Tapi ada segelintir orang yang melakukan perbuatan syirik di makam Uje, yakni ada yang mengambil tanah dan meletakkan kembang berupa sajenan.
Perbuatan ini, langsung dilarang oleh Menteri Agama H.Suryadharma Ali dan Ibu kandung Ustad Uje, karena perbuatan demikian dilarang oleh ajaran Islam. “Silakan berdoa tapi jangan melakukan syirik.” (esbeem)