JAKARTA – Konferensi Internasional tentang Islam, Peradaban, dan Perdamaian telah dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 23-24 April 2013 menghasilkan 9 rekomendasi yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang Islam, perdamaian dan memaksimalkan infrastruktur ekonomi Islam seperti wakaf, zakat, sedekah, perbankan dan bisnis syariah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat.
Rekomendasi itu sendiri dibacakan Tuty Alawiyah, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, dihadiri seluruh delegasi peserta pada acara penutupan konferensi tersebut di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (24/4) petang.
Konferensi ini, menurut Tuty, diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia bekerja sama dengan steering committee yang terdiri dari Kementerian Wakaf, Urusan Islam, dan Tempat-tempat Suci, lima universitas negeri, dan Bank-bank Islam Kerajaan Yordania, serta Duta Besar Indonesia untuk Yordania.
Ia menjelaskan, konferensi internasional itu dimaksudkan untuk menyebarluaskan nilai-nilai Islam sebagaimana tercantum dalam “Amman Message”, sebagai dasar membangun saling pengertian antara dunia Islam agar dapat berkontribusi lebih besar bagi peradaban dan perdamaian dunia yang lebih baik, sebagaimana dinyatakan secara jelas dalam pesan tersebut.
Konferensi ini dihadiri oleh sekitar 500 peserta dari Indonesia, Yordania, Jepang, Taiwan, Myanmar, Thailand, Kamboja, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Mesir, Oman, Arab Saudi, Sudan, dan Timor Timur. Konferensi ini dimotivasi pula oleh keinginan bersama untuk mempromosikan pesan suci Islam, yaitu persaudaraan, toleransi, peradaban, dan perdamaian. Konferensi juga bertujuan untuk merespon persepsi negatif tentang Islam di dunia. Berikut 9 rekomendasi Jakata, yaitu:
1. Mengajak dunia Islam untuk terus meningkatkan pemahaman tentang Islam sebagai rahmatan lil alamin melalui pendidikan, dakwah, pelatihan, buku-buku, publikasi, dan media.
2. Mengajak dunia Islam untuk terus-menerus membangun dialog antara berbagai madzhab pemikiran dalam Islam, agama, budaya, dan peradaban yang sejalan dengan sunnah Nabi Muhammad SAW seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT: “Katakanlah wahai Ahli Kitab marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang sama yang tiada perselisihan antara kami dan kamu … “(QS. 3:64).
3. Mendorong semua organisasi Islam untuk memanfaatkan sumber daya mereka dan pengaruhnya untuk menyebarluaskan perdamaian yang di bangun di atas dasar keadilan, pemahaman, dan harmoni serta mendukung resolusi damai.
4. Menarik semua bangsa untuk menghargai dan menghormati agama dan keyakinan, sesuai pesan Tuhan dan Para Rasul, dan menjamin kebebasan yang bertanggung jawab mengenai hal-hal yang bisa berdampak negatif dan tidak diinginkan pada masyarakat.
5. Mengundang dunia Islam untuk memanfaatkan media modern dan komunikasi teknologi agar pengajaran Islam lebih menarik dan menyebarkan pesan keadilan, perdamaian, cinta, dan harmoni.
6. Menarik semua bangsa untuk memanfaatkan dan berbagi sumber daya yang tersedia dan semua cara yang mungkin untuk memperkuat peran pendidikan dalam memberdayakan masyarakat dan kualitas generasi muda.
7. Mendorong dunia Islam untuk memperkuat kerja sama antar pemerintah, lembaga, komunitas, dan masyarakat untuk memaksimalkan infrastruktur ekonomi Islam seperti wakaf, zakat, sedekah, serta perbankan dan bisnis syariah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat.
8. Mendorong dunia Islam untuk mendirikan lembaga Zakat dan Takaful berskala dunia yang akan digunakan untuk pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia Muslim.
9. Mengajak dan mendorong dunia Islam untuk mengadopsi berbagai rekomendasi konferensi dan mencari cara yang tepat untuk merealisasikannya.
Pada bagian lain ia juga menyebutkan agar para peserta konferensi merekomendasikan agar Konferensi ini diadakan setiap dua tahun sekali, baik di Jordania atau Indonesia, yang diselenggarakan atas kerja sama antara Kementerian Agama Republik Indonesia dengan Kementerian Wakaf, Urusan Islam, dan Tempat Suci Kerajaan Yordania.
Pada akhir konferensi, peserta mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia yang telah menyelenggarakan konferensi, khususnya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Yang Mulia Raja Abdullah II bin Al Hussein dan steering committee dari Yordaniayang telah mendukung terselenggaranya konferensi ini.(ant/ess/kemenag.go.id/esbeem)