JAKARTA – Penyelenggaraan Ujian nasional (UN) tingkat SMA/SMK/Aliyah dan molornya waktu UN SMT/Mts pada hari pertama, menurut Ketua Majelis Amal Sosial PB Al Washliyah, H.Syamsir Bastian Munthe, menunjukkan kebobrokan penyelenggaraan, padahal anggaran yang disiapkan untuk kegiatan tahunan ini sangat besar.
Konsekuensinya adalah, peserta UN pada tahun ini harus lulus semua. Tidak ada yang tidak lulus, ini sebab akibat penyelenggaraan yang karut-marut. “Saya minta seluruh peserta UN baik tingkat SMA/SMK/Aliyah, SMP dan Madrasah Tsanawiyah harus lulus 100 persen,” kata Ketua Majelis Amal Sosial PB Al Washliyah, H.Syamsir Bastian Munthe di Jakarta, Senin (22/4/2013).
Penolakan UN sebenarnya sudah lama digaungkan oleh organisasi Al Washliyah. Dalam berbagai pertemuan pimpinan, rapat kerja dan sebagainya, desakan agar menolak UN di berbagai tingkatan itu, sudah lama dipublikasikan. “Tahun ini momentum untuk mengkoreksi secara total penyelanggaraan UN,” kata aktifis Al Washliyah ini.
Majelis Amal Sosial PB Al Washliyah menilai, penyelanggaraan UN pada tahun ini sangat mengecewakan dan mencederai dunia pendidikan. Sebaiknya, penilaian prestasi akademik diserahkan kepada guru dan pengelola sekolahnya. Tidak perlu diuji secara nasional, karena kemampuan tiap-tiap sekolah itu berbeda-beda. “Generasi tua sekarang ini dahulu gak pakai UN-UN-nan, lihat saja hasilnya tidak kalah dengan yang sekolah pakai UN.”
Syamsir mendorong majelis pendidikan Al Washliyah diberbagai tingkatan untuk menyikapi pelaksanaan UN ini. “Bila perlu bentuk tim kajian dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah.”
Yang jelas akibat tertundanya pelaksanaan UN menimbulkan tekanan jiwa dan trauma kepada anak didik, kata Syamsir, mengakhiri pembicaraan kepada pers.
(rilis/esmbeem)