JAKARTA – Pesawat Lion Air yang jatuh di Bali dinyatakan dalam kondisi yang laik terbang. Sebelumnya, pesawat itu lebih dulu terbang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan menuju Bandung, Jawa Barat lalu ke Bali sebelum akhirnya terjatuh.
“Dia terbang dari Banjarmasin ke Bandung, start dari Banjarmasin,” kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam jumpa pers di kantor Lion Air Jakarta, Sabtu (13/4/2013).
Ia menuturkan pesawat yang jatuh merupakan pesawat yang baru didatangkan pada bulan Maret 2013. “Pesawat itu datang ke Jakarta 28 Maret 2013,” tuturnya.
Menurutnya, saat terbang pesawat berada dalam kondisi yang laik terbang. Termasuk sang pilot M Ghazali yang akhirnya berhasil dievakuasi dari dalam pesawat.
“Pilot sehat dan ternyata orangnya pun sehat di sana (Bali),” ungkapnya.
“Perlu diketahui pilot standarnya bisa 5 kali landing untuk domestik,” lanjut Edward menegaskan kondisi pilot dalam kondisi baik.
Pesawat Boeing 737 800 NG diketahui jatuh ke laut di Bali pada pukul 15.35 WITA. Cuaca di Ngurah Rai saat itu tengah gelap. 101 Penumpang dan 7 kru selamat.
Edward memaparkan, pesawat nahas tersebut merupakan pesawat jenis Boeing 737-800NG (Next Generation) yang merupakan salah satu produk mutakhir Boeing.
Sebagaimana diketahui, Lion Air telah memesan sebanyak 230 pesawat Boeing 737 senilai 21 miliar dolar pada tahun 2011.
Proses penandantanganan perjanjian antara Boeing dan Lion Air itu secara langsung disaksikan oleh Presiden AS Barack Obama pada tanggal 18 November 2011 dalam penyelenggaraan KTT Asia Timur di Bali.
Obama ketika itu mengatakan, pembelian hingga sebesar 230 pesawat Boeing itu merupakan perjanjian terbesar dalam sejarah Boeing dan akan memberikan banyak lahan pekerjaan bagi warga Amerika Serikat. (gardo)