JAKARTA – Lembaga Kajian Kebudayaan Indonesia (LKKI) sangat prihatin dengan korupsi yang telah mewabah. Prilaku korupsi bahkan sudah menjadi gaya hidup. Korupsi sudah pasti memiskinkan rakyat. Supaya ada efek jerah dan renungan serta pelajaran bagi anak bangsa maka LKKI meminta kepada KPK dan pemerintah untuk segera mendirikan Museum antikorupsi.
“Sebagai lembaga antikorupsi, KPK layak punya Museum Korupsi. Sebab sejalan dengan semangat KPK yang konsisiten memberantas korupsi. KPK juga ada Bidang Pencegahan. Tapi, KPK tidak punya Museum Korupsi,” kata Ketua LKKI Rizal Siregar dalam siaran persnya, Rabu, (10/4/20213).
Menurut Rizal Siregar, Museum antikorupsi diharapkan sebagai sarana untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan nasionalisme serta antikorupsi. Selain itu juga sebagai laboratorium antikorupsi sebagai sarana pembelajaran dan penelitian bagi sivitas akademika dan anggota masyarakat yang membutuhkan inforamsi tentang korupsi.
“Museum Korupsi bisa menumbuhkembangkan semangat dan komitmen bagi sivitas akademika dan anggota masyarakat untuk selalu antikorupsi,” katanya.
Selain itu kata Rizal Siregar, korupsi bagi sebuah negara, adalah sebuah bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan merusak tatanan hidup, sosial, budaya serta hukum bahkan politik. “Museum Korupsi tidak semata menampilkan siapa dan bagimana prilaku korupsi itu. Tapi jauh dari lebih dari itu. Disana akan ditampilkan berbagai kejadian korupsi mulai dari masa penjajahan Belanda, pra kemerdekaan, masa kemerdekaan sampai sekarang ini,” jelasnya.
Rizal Siregar mencontohkan, Bangkrutnya VOC tak lain karena penyakit korupsi. Selain itu katanya, penyakit yang paling serius diderita setiap negara berkembang, adalah korupsi, kolusi dan nepotisme. Aktifis antikorupsi pun layak iri mengapa Museum Korupsi tidak ada. Padahal katanya, banyak sekali museum didirikan, seperti Museum Batik, Kerata Api, Museum Perangko, Museum Zoologi, Museum Bahari, Museum Seni Rupa dan banyak yang lainnya.
“Alasan itulah KPK dan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), segera mendirikan Museum Korupsi,” paparnya. (*/esbeem)