spot_img
BerandaMajelisDakwahMempertahankan Peradaban Islam Melalui Seni Membaca Al Qur`an

Mempertahankan Peradaban Islam Melalui Seni Membaca Al Qur`an

Kiranya perlu dihidupkan kembali aktifitas belajar lagu Al Qur’an,  Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan haflah Al Qur’an di kalangan internal Al Washliyah untuk membangun kembali rasa cinta yang lebih dalam terhadap Al Qur’an dan mencetak kader-kader terbaik Al Washliyah  dalam membaca al Qur’an sebagai bagian dari produk unggulan Al Washliyah di kalangan organisasi Islam lainnya, mulai dari  tingkat desa, kecamatan, daerah, wilayah, nasional dan internasional, untuk mengisi peluang dalam memeriahkan acara-acara keislaman di Indonesia dan di luar negeri.

PENDAHULUAN

ALANGKAH hebatnya daya pikat dan energi dari seni membaca Al Qur’an itu. Apa bila kita sedang mendengarkan bacaan Al Qur’an dengan khusyu’ ketika dibacakan dengan suara yang lembut dan merdu serta dengan seni lagu yang indah, maka akan terasa amatlah syahdunya,  suara itu akan masuk melalui telinga langsung ke lubuk hati yang paling dalam menusuk Qalbu.

Bertambah kekhusyukan saat mendengar bacaannnya, bertambah lembut hati dibuatnya, hati menjadi tenang dan tenteram, melunturkan sifat-sifat kotor dan tercela di dalam hati, bertambah kuat  iman Islam kita,  semakin dekat rasanya dengan Allah, dekat dengan Rasulullah, dekat dengan Islam  dan dengan syurga, semakin dijauhi dari setan dan api neraka, senang karena diberi pahala mendengarnya,  jika kita tahu maknanya akan bergetar hati kita mengikuti iramanya dan akan  berlinang pula  air mata,  jika diperdengarkan kepada orang yang sedang terbaring sakit akan menambah gairah hidup dan gairah perjuangan terhadap Islam.

Seni membaca Al Qur’an itu awalnya digagas,  diciptakan dan dibangun oleh orang-orang  Islam terutama dari Timur Tengah sejak berpuluh-puluh tahun bahkan beratus-ratus  tahun yang lalu dalam rangka untuk memuliakan Al Qur’an, untuk menikmati bacaan Al Qur’an, menambah kecintaan kepada Al Qur’an, untuk membuat Al Qur’an semakin dijunjung tinggi dan dihormati sebagai wahyu Ilahi yang menjadi pedoman hidup umat manusia khususnya umat Islam sampai hari kiamat.

Al Qur’an itu memiliki nilai seni yang tinggi, apa lagi dibacakan dengan cita rasa seni yang tinggi akan semakin terlihat kedahsyatannya. Isi Al Qur’an tidak akan berobah-obah mengandung nilai dasar yang benar dan permanen  sudah menjadi  sunnatullah, itu pula yang menjadi bukti kebenaran hakikinya.

Tugas umat Islam lainnya termasuk tugas warga Al Washliyah, sebagai salah satu organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia untuk menikmati, merawat, menjaga dan membesarkan  seni membaca Al Qur’an itu agar ia menjadi karya seni yang terpelihara sebagai suatu peradaban dalam seni  budaya Islam yang mulia.

KENANGAN SAAT  BELAJAR LAGU AL QUR’AN

Sekitar tahun 1975 sampai dengan 1985, Saya pernah bergabung dengan komunitas Qori dan Qori’ah di Medan, Sumatera Utara. Di antara komunitasnya saya bergabung dan  belajar melagukan seni bacaan Al Qur’an di satu gedung kecil di Jalan Purwo dekat dari Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan, Sumatera Utara.

Guru pembimbingnya Qori internasional yang sangat terkenal pada waktu itu yaitu Haji Khuailid Ahmad Daulay. Kaset lagu AL Qur’annya beredar di mana-mana saat itu dan sangat popular di putar di masjid-masjid setiap kali menjelang azan terutama menjelang Shalat Ashar dan  Maghrib serta pada acara-acara perayaan Islam sebelum dimulai.  Acara belajar lagu Al Qur’an itu sering dihadiri oleh Qori internasional diantaranya H. Yusnar Yusuf Rangkuti, sekarang menjabat sebagai ketua Umum  PB Al Washliyah, dan Qori Qori’ah Internasional lainnuya, sejak itu saya mengenal beliau secara dekat hingga saat ini.

Komunitas Qori dan Qori’ah  itu aktif menjadi peserta MTQ dimana saja diadakan setiap tahunnya oleh pemerintah Indonesia maupun pihak swasta, sering ikut menjadi panitia atau menjadi juri MTQ dan aktif menggerakkan kegiatan belajar lagu Al Qur’an atau mengajarkan lagu Al Qur’an serta ilmu tajwidnya. Belakangan berkembang lagi dengan MTQ menghafal al Qur’an (Huffazil Qur’an)  dan memahami Qur’an beserta ilmu tafsirnya.

Tentu kita mengetahui dan menyadari benar bahwa salah satu yang menjadi keunggulan dalam kegiatan organisasi Islam Al Washliyah selama ini dibanding dengan  beberapa organisasi besar Islam lainnya di Indonesia, selain kegiatan di Bidang pendidikan dan dakwah adalah kegiatan seni membaca Al Qur’an.  Al Washliyah sejak dulu hingga saat ini masih memiliki banyak Qori dan Qori’ah  bertaraf lokal, nasional dan internasional. Al Washliyah masih sering mengadakan acara haflah Al Qur’an menampilkan Qori Qoriah terbaiknya terutama pada bulan Ramadhan.

Komunitas Qori-Qori’ah Al Washliyah ini membentuk komunitas atas inisiatif sendiri di luar struktur organisasi al Washliyah, mereka adalah salah satu kader terdepan yang ikut mengenalkan Al Washliyah ke tengah-tengah masyarakat mengisi panggung acara-acara keislaman setiap kali diadakan oleh umat Islam dimana mereka berada.   Mereka juga  sering mewakili Indonersia  dalam kompetisi Musabaqah Tilawatil Qur’an yang diadakan di tingkat dunia oleh berbagai negara silih berganti seperti di  Saudia Arabia, Iran, Tunisia, Malaysia dll dan selalu tampil memenangkan pertandingan pada posisi tiga besar,  kalau tidak juara satu menjadi juara dua atau juara ketiga.

Mereka juga sering diminta tampil untuk menjadi pelatih para Qori Qori’ah yang mengikuti MTQ tingkat nasional dan  internasional. Mereka perlu diberi apresiasi oleh Al Washliyah secara serius, apa lagi jika diantara mereka sudah dapat memenangkan juara di tingkat internasional yang ikut mengharumkan nama AL Washliyah.

Keunggulan Al Washliyah itu perlu dirawat dan dipertahankan dalam rangka Fastabiqul Khoirat. Sekarang ini kondisinya kelihatannya tidak setenar pada masa-masa keemasannya dulu pada tahun 70 dan 80 an, di mana para Qorinya menjadi guru di berbagai daerah termasuk hijrah ke Jakarta, Bandung bahkan ada yang berada di luar negeri dan menetap di sana hingga saat ini seperti di Brunei Darussalam.  Ini suatu  peluang yang memberi kesempatan kepada kader-kader Al Washliyah membuat mereka dapat eksis tampil di tengah-tengah masyarakat sebagai Qori qoriah yang di hormati dan dimuliakan serta  ditampilkan pada setiap kali diadakan acara-acara keislaman di kalangan  komunitas Islam.

Suatu pertanyaan kadang muncul dihati, mengapa bisa terjadi di Indonesia  selama bertahun-tahun banyak orang yang hafal sekali lagu-lagu pop nasional dan internasional seperti kita saksikan dalam acara “berpacu dalam melodi” di TVRI, dll,  tapi di negara yang mayoritas muslim terbesar penduduknya di dunia ini belum ada acara yang dibuat mirip seperti itu yaitu “berpacu dalam mengenal al Qur’an”. Padahal kita semua  tahu bahwa Al Qur’an yang paling  membantu kita untuk mendapatkan ketenangan dan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Al Washliyah perlu membangun budaya ini di lingkungan masyarakat dimulai dari lingkungan sekolah,  madrasah dan Perguruan Tinggi Al Washliyah sebagai salah satu kelompok teladan dan terdepan di masyarakat.

SALAH SATU CARA MENCEGAH KEMUNGKARAN DENGAN MEMPERBANYAK KEBAIKAN

Kita sebagai umat Islam Indonesia, tentu merasa miris terkesan dipermalukan. Karena tingkah laku beberapa orang saudara kita yang berbuat kemungkaran di Indonesia yang semakin merajalela, terutama adanya tindakan korupsi yang pelakunya sebagian  dari kalangan atas umat Islam, padahal Indonesia sudah dikenal masyarakat dunia sebagai penduduk terbesar jumlah masyarakat Islamnya di suatu negara di dunia  dan Indonesia menjadi negara yang  disegani karena memiliki potensi itu. Terjadi pencurian dan perampokan serta narkoba pelakunya juga umumnya orang Islam.

Para ulama, ustad dan guru-guru adalah orang-orang yang paling terdepan untuk tampil mengajarkan agama Islam,  tampaknya lebih banyak melakukan amar ma’rif,  tapi kurang berdaya untuk turun langsung mencegah kemungkaran di lapangan. Menegakkan amar ma’ruf itu memang lebih mudah walaupun tidak terlalu mudah daripada mencegah kemungkaran secara langsung ke lapangan. Karena resikonya cukup tinggi. Mencegah kemungkaran itu perlu ketegasan dan kadang dengan kekerasan maka tugas itu lebih utama dilakukan oleh pemerintah yang memiliki wewenang dan sarana serta legalitas untuk melakukan upaya paksa.

Salah satu upaya para Ulama untuk mencegah kemungkaran adalah dengan memperbanyak kegiatan amar ma’ruf, maka salah satu solusinya adalah dengan menghidupkan seni membaca Al Qur’an. Dengan meningkatnya orang yang mencintai seni membaca al Qur’an di setiap daerah diharapkan akan dapat melahirkan berbagai efek positif antara laian; Munculnya  qori dan qori’ah yang berperan dimasyarakat menjadi contoh model pemuda yang memiliki akhlaqul karimah, setiap membuka acara keislaman mudah mencari Qori yang tampil membaca Al Qur’an dengan baik, muncul acara-acara MTQ dimana-mana yang membangun syiar Islam, muncul pula lembaga dan orang-orang yang menghafal Al Qur’an, muncul orang yang berusaha memahami lebih dalam akan isi kandungan Al Qur’an, dapat menjaga akhlak orang yang membaca Al Qur’an dan suara bacaan Al Qur’an kembali akan menghiasi rumah dan kampung pada pagi, siang, sore dan malam hari, bacaan itu akan  saling  bersahut-sahutan dari tempat yang satu ke tempat yang lain karena adanya perbedaan waktu.

Kalau sudah  amar makruf ditegakkan maka Insya Allah yang mungkar akan tersingkir.  Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Bani Israil ayat 81-82 yang artinya; dan katakanlah telah datang yang haq dan telah lenyap yang bathil sesungguhnya yang bathil itu pasti lenyap (81)  dan Kami turunkan Al Qur’an itu  sebagai penyembuh (obat) dan rahmat bagi orang yang beriman, dan Al Qur’an tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian (82).

PENUTUP

Sebagai penutup dari tulisan ini dan sebagai bagian dari keluarga besar Al Washliyah, saya ingin menyarankan kepada seluruh warga Al Washliyah, kiranya dapat menghidupkan kembali aktifitas belajar lagu Al Qur’an, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan haflah Al Qur’an di kalangan internal al Washliyah untuk membangun kembali rasa cinta yang lebih dalam terhadap Al Qur’an dan untuk mencetak kader-kader Al Washliyah terbaik dalam membaca Al Qur’an, sebagai bagian dari keunggulan Al Washliyah di tingkat desa, kecamatan, daerah, wilayah, nasional dan internasional untuk mengisi peluang dalam memeriahkan acara-acara keislaman di Indonesia dan di luar negeri.

Penulis- H.Abdul Mun’im, SH.MH.

*Alumni pelajar lagu Al Qur’an dengan ustad H. Khualid Ahmad Daulay di Medan periode  tahun 70-80 an.

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille