JAKARTA – Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) menerjunkan Tim ke Desa Bonai Darussallam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Tim Komnas Anak dipimpin langsung oleh Ketua Arist Merdeka Sirait.
Tim yang diterjunkan untuk melihat kondisi anak di desa itu yang menjadi korban akibat kerusahan yang melanda desa mereka.
Arist kepada wartawan menuturkan, anak-anak itu jadi korban akibat konflik lahan yang terjadi antara petani lokal dengan perusahaan sawit PT Andhika Pratama Sawit Lestari (APSL) hingga nasibnya terkatung-katung.
“Akibat konflik itu, anak-anak ini menjadi tidak jelas dan pendidikan mereka terancam padahal Ujian Nasional (UN) telah dekat.” Ujar Arist, Minggu, (24/3/2013).
Dikatakan Arist, Jumlah anak yang tidak bisa bersekolah itu sekitar 50 orang. Komnas Anak berupaya agar ada jaminan bagi anak-anak bisa bersekolah lagi.
Komnas PA akan bertemu dengan masyarakat untuk mengetahui dan mengumpulkan keterangan langsung dari masyarakat soal duduk perkara masalah ini.
Setelah itu, Tim juga akan bertemu dengan Polres setempat untuk melaporkan temuan dan data yang diperoleh dilapangan serta pertanyakan pengusutan persoalan konflik lahan itu.
“Kami juga akan bertemu pejabat setempat, DPRD dan terakhir bertemu dengan Kapolda Riau,” tandas Arist.
Sebelumnya, sejumlah masyarakat membeli lahan di desa Bonai itu untuk ditanami kelapa sawit. Namun, dalam perkembangannya, perusahaan kelapa sawit PT APSL mengklaim tanah tersebut dan mendesak masyarakat keluar dari lahan itu dengan cara mengintimidasi.
Puncaknya, ada seorang petugas keamanan APSL yang tewas dikeroyok warga pada tanggal 8 Februari 2013, hingga ditakutkan adanya pembalasan maka petani setempat pun menyingkir.(iy/gardo)