JAKARTA – Fenomena Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan Jokowi pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu ternyata tidak berdampak baik di Pilkada Jawa Barat dan Sumatera Utara. Meski Jokowi sempat turun gunung di dua perhelatan Pilkada Jabar dan Sumut, namun kehadirannya tidak bisa mendongkak suara Calon Gubernur yang diusung PDI Perjuangan itu. Bahkan perolehan suara kedua calon tersebut tetap saja terpuruk.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa fenoma Jokowi sudah tidak laku lagi. Menurut Ketua PW Al Washliyah DKI Jakarta H. Abdul Rivai harahap, apa yang dilakukan Jokowi selama ini hanya bersifat pencitraan. Hal ini membuat masyarakat di dua provinsi yang baru mengadakan Pilkada tidak mau terbuai dengan yang disampaikan Jokowi pada kampanye di Jabar dan Sumut.
“Apa yang dilakukan Jokowi selama ini hanya pencitraan saja, masyarakat sudah dapat melihatnya. Sehingga calon yang di dukungnya pada Pilkada Jabar dan Sumut tidak terdongkrak suaranya,” kata Abdul Rivai Harahap di Jakarta.
Janji-janji selama kampanye yang disampaikan Jokowi hingga sekarang belum terwujud. “Waktu kampanye dulu dia janji mau menyelesaikan masalah macet, banjir dan membangun kampung deret belum terealisasi,” jelasnya.
Selama ini yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta itu hanya meneruskan progam yang dibuat oleh gubernur sebelumnya. Hemat Ketua Al Washliyah DKI Jakarta ini kondisi tersebut yang membuat rakyat Jabar dan Sumut enggan memilih calon gubernur yang didukung Jokowi yaitu Rieke Diyah Pitaloka di Jabar dan Efendi Simbolon di Sumut. []