KETIKA mengikuti Pengkaderan di Ikatan Pelajar Al Washliyah Era Alm. Helmi AR Syihab, dkk sebagai instruktur (istilah untuk para pengkader), sekitar tahun 1975, saya masih ingat beberapa hal yang diajarkan dalam pelajaran kepemimpinan. Rasanya beberapa hal yang diajarkan itu tidak menggunakan teori siapa-siapa, hanya ditepat-tepatkan saja, namun kalau dicocokkan dengan sifat-sifat orang yang pernah jadi pemimpin ada benarnya.
Beberapa tipe pemimpin yang disebutkan antara lain: yaitu: pemimpin tipe angka 1, tipe angka 9, tipe angka 6 dan tipe angka 8. Ada dalam bentuk lain yaitu; tipe cangkul dan tipe skop dan tipe lokomotif.
Tipe angka satu, bentuknya kurus tapi lurus dari atas sampai bawah, artinya; baik pemimpinnya maupun anggotanya semuanya kurus dan lurus. Hal ini menggambarkan baik pemimpin maupun anggotanya sama-sama orang jujur, ikhlas dan lurus tapi biasanya rejekinya kecil.
Tipe angka sembilan, bentuknya gemuk di atas dan kecil di bawah, artinya: pemimpinnnya gemuk yang dipimpinnya kurus, hal ini menggambarkan ketamakan seorang pemimpin bila dapat rejeki dimakan sendiri dan mengabaikan hak-hak dan bagian untuk anak buahnya sehingga tidak mendapatkan apa-apa.
Tipe pemimpin angka enam, bentuknya kurus di atas dan gemuk di bawah, artinya; pemimpinnya kurus karena lurus dan anggotanya gemuk karena menyelewengkan amanah orang.
Tipe angka delapan, bentuknya gemuk di atas dan gemuk di bawah, artinya; baik pemimpinnya maupun yang dipimpinnya sama-sama gemuk karena sama-sama menyelewengkan amanah orang
Pemimpin cangkul, cirinya suka menarik tanah orang lain ke tempat orang yang mencangkulnya, tak pernah ia membuang tanah ke luar, artinya; kalau ada rezeki diambilnya untuk diri sendiri terus diambil lagi sampai kandas, orang lain tidak kebagian.
Pemimpin sekop, cirinya suka melempar tanah ke orang lain tak pernah mengambil tanah untuk dirinya, artinya: kalau ada rejeki diberikan semua untuk orang lain dia sendiri tidak pernah mengambilnya.
Pemimpin lokomotif. Cirinya seperti kereta api, kepalanya menarik gerbongnya bila kepala berjalan, jika kepalanya berhenti, maka gerbong dibalakangnya juga ikut berhenti. Tipe seperti ini pemimpin pejuang tunggal, dia saja yang selalu di depan, kesannya kalau tidak ada dia berhenti kegiatan.
Mungkin saat ini kita butuh seorang pemimpin Al Washliyah yang demokratis, tidak menjadi pemimpin seumur hidup, terserah kepada kemauan publik tanpa rekayasa siapa yang mereka inginkan jadi pemimpinnya, objektif artinya siapa saja yang layak menurut penilaian umum dialah yang ditampilkan, ikhlas tidak ingin menguasai sendiri dan bukan cari popularitas, jujur tidak merekayasa sesuatu untuk mengelabui orang banyak, bergerak secara bersama-sama dengan anggota tidak sendiri-sendiri, memberi kepercayaan luas kepada anggota untuk mengambil inisiatif dalam menggerakkan organisasi, dsb.
Wassalam.
Penulis- H. Abdul Mun’im Ritonga SH M.Hum
Assalamualaikum ,apakah masih ada foto ayah saya (H.Helmy AR syihab )?