spot_img
BerandaOpiniMenyongsong Muktamar Al Washliyah Ke XXII Tahun 2020 (Bag. 5)

Menyongsong Muktamar Al Washliyah Ke XXII Tahun 2020 (Bag. 5)

Oleh: Abdul Mun’im Ritonga

Program Apa yang Mau Direncanakan?

KALAU suatu kepemimpinan organisasi punya orientasi kepada program (Program Oriented). Maka perhatian terhadap apa yang mau dikerjakan di dalam suatu periode ke depan akan mendapat perhatian serius dan perlu dirancang dengan baik. Program yang bisa dilaksanakan sesuai dengan kemampuan, diukur dari level organisasi, sesuai dengan visi dan misi organisasi.

Besar kecilnya suatu organisasi juga dapat dilihat dari apa program yang dilakukannya dan produk apa yang dihasilkannya dalam berbagai sisi kehidupan seperti kegiatan di bidang agama, politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hukum, keamanan dan lainnya.

Pengurus Besar Al Washliyah merupakan cermin dan contoh utama bagi semua organisasi khusus yang ada dilingkungannya sendiri, mereka biasanya cenderung meniru, mencontoh dan mengikuti apa yang dilakukan oleh induknya, merasa tidak etis jika melampauinya.

Kegiatan di pusat sebagai pemimpin tertinggi organisasi lebih bersifat koordinatif terhadap semua organisasi yang ada dilingkungannya termasuk sekolah dan Perguruan Tinggi dan kegiatan dakwah daripada bentuk praktis yang dilakukan sendiri.

Dengan perbedaan cara bekerja demikian organisasi bisa bergerak secara bersama-sama seirama dalam lingkup masing-masing lembaganya di bawah arahan dari pemimpin tertinggi, tidak berjalan sendiri-sendiri.

Agar organisasi bisa berjalan seiring dan seirama, semua organisasi dalam lingkup Al Washliyah harus berbuat dan bertindak sesuai dengan AD dan ART Al Washliyah yang sudah disepakati dalam Muktamar Al Washliyah sebagai peraturan tertinggi dalam berorganisasi, yang bertentangan dapat dikatakan tindakannya batal demi hukum.

Berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu, sering didapati di dalam forum Muktamar, walau sudah dibentuk Komisi yang membahas program kerja, Komisi ini kalah pengaruhnya dengan pemilihan pengurus baru. Kurang maksimal mendapat perhatian sebagaimana mestinya dari peserta.

Semestinya jika ada keinginan yang kuat dan ikhlas untuk memajukan organisasi, sebagai organisasi besar dan sudah berusia hampir satu abad, penyusunan program kerja ini dapat dilakukan secara profesional, tidak amatiran dan asal ada, atau untuk sebatas pemantas saja. Dibuat dengan dasar ilmu dan pengalaman serta berusaha melihat perbandingan dengan organisasi lain yang sejalan dan memperhatikan aturan pemerintah yang berlaku.

Pembuatan program kerja perlu mendapat perhatian serius yang dirancang jauh hari agar hasilnya lebih baik. Bahkan kalau perlu dan ada dananya bisa diminta jasa konsultan untuk mengerjakannya atas arahan PB Al Washliyah agar hasilnya bisa lebih baik dan berkualitas tinggi dengan mempertimbangkan banyak hal.
Program kerja ini dibuat untuk memberi tugas dan pekerjaan kepada pemimpin baru dan jajarannya yang dipilih dengan serius.

Kepada pemimpin yang dipilih, itu bukan sekedar memenangkan personalnya, tapi lebih diharapkan sebagai orang yang mampu menggerakkan anggotanya untuk menjalankan program organisasi yang telah direncanakan untuk membawa organisasi ke arah yang lebih maju dan terarah pada periode kepemimpinannya nanti.

Dari program kerja yang direncanakan itu paling tidak sudah dapat memberi gambaran kepada semua pihak terkait (stakeholder), antara lain; sebesar apa level organisasi dan sebesar apa amanah kerja yang dititipkan kepada pemimpin baru beserta jajarannya dan apa yang menjadi target ke depan.

Dalam membuat program, selalu di dapati rencana “as usual,” artinya biasa saja seperti yang lalu juga, tinggal copy paste, sedikit ada tambal sulam. Kalau ini yang masih terjadi, berarti untuk generasi mendatang tidak akan ada harapan banyak untuk perubahan penting. Mestinya di dalam program itu ada sesuatu yang baru berkenaan dengan perkembangan dan kemajuan zaman.

Kualitas suatu rancangan program sangat ditentukan oleh perancangnya yaitu panitia, Steering Committee (SC). Salah satu tugas utama SC adalah merancang konsep program kerja lima tahun ke depan dengan didasarkan kepada pertanyaan; kemana organisasi ini mau di arahkan dan apa yang harus dikerjakannya minimal lima tahun ke depan atau ada juga dibuat untuk rencana jangka panjang, serta target apa yang mau dicapai.

Tugas peserta Muktamar dalam sidang Komisi Program Kerja nanti akan membahas rancangan program yang sudah disiapkan oleh SC dan kemungkinan ada memberi tambahan sebagai usul dari daerahnya, serta melakukan finalisasi rancangan program saat Muktamar berlangsung.

Biasanya Peserta Muktamar tidak punya waktu yang cukup untuk membahasnya secara dalam, tapi paling tidak forum Muktamar menjadi arena untuk melakukan uji sohih terhadap rancangan program kerja organisasi yang sudah dikonsep oleh SC.

Peserta Muktamar yang baik, sudah membawa bekal untuk rancangan program yang menjadi usulan dari daerahnya masing-masing yang sudah dibahas ditingkat lokal bahkan kalau bisa sudah diseminarkan.

Selanjutnya setelah program kerja diputuskan dalam Muktamar. Pelaksanaan dari rencana itu sangat tergantung kepada pengrus baru. Apakah pengurus baru mempedomani rencana kerja itu dengan baik sesuai amanah dan kewajibannya untuk melaksanakannya atau melakukan kegiatan apa yang teringat saja secara spontan yang muncul dalam pikiran seketika, meneruskan kebiasaan yang sering dilakukan pada sebuah kepemimpinan yang tidak taat aturan, kurang inovatif dan produktif.

Untuk menyusun program kerja lebih baik, jika memungkinkan, SC perlu memperluas wawasan sambil melakukan sosialisasi rencana kegiatan Muktamar dengan terlebih dahulu bersilaturrahim ke ormas-ormas besar yang sejalan seperti NU, Muhammadiyah, DDII, Dewan Masjid Indonesia, ICMI, KAHMI, Muallaf Center. Pesantren dll. Di sana bisa dilakukan studi banding apa yang mereka lakukan terkait dengan program kerjanya.

Selain itu bertemu dengan tokoh-tokoh Islam seperti Din Syamsudin, Prof. DR. Abdus Shomad, para Rektor UIN. Kunjungan ke lembaga seperti Bank Muamalat, Dompet Dhuafa, Republika, kunjungan ke lembaga pemerintah seperti; Kemenag, Kemkumham, Kemendikbud, Kemensos, Kemenkominfo, Kemenlu, Kepolisian RI, Kemenhan, Kemendagri, beberapa Perwakilan Negara Asing, dan lain-lain.

Kunjungan silaturrahim ini sangat berguna untuk menambah wawasan, untuk dapat melihat hal-hal yang dibutuhkan umat Islam saat ini dan ke depan serta dapat memperhatikan kebijakan pemerintah dalam berbangsa dan beenegara.

Dari hasil kunjungan itu insyaallah Panitia SC akan mendapatkan wawasan luas dan dukungan yang cukup untuk membuat program kerja yang baik dan benar sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan bagi Organisasi Al Washliyah pada periode kepemimpinan PB Al Washliyah tahun 2020 – 2025.

Rencana Konkrit ke Depan.

Rencana ke depan perlu memperhatikan beberapa hal terkait kebutuhan internal dan eksternal Al Washliyah, sesuai dengan Visi dan Misi organisasi, dan perkembangan zaman.[]

Bersambung ….

*Penulis adalah Ketua Pengurus Besar Al Washliyah.

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille