spot_img
BerandaDunia islamMasjid Umar Bin Kattab, Damansara, Kuala Lumpur

Masjid Umar Bin Kattab, Damansara, Kuala Lumpur

Oleh: Tgk. Abd. Hamid Usman

PEKAN lalu saya nginap dua hari di masjid ini. Masjid ini menyiapkan penginapan berkelas hotel bagi yg musafir. Menginap di Masjid ini praktis tidak terganggu shalat berjamaah, ikut pengajian ba’da Subuh, tadarrus Al Qur’an dan kegiatan dakwah yang sangat produktif lainnya. Pengelolaan masjid ini perlu dicontoh. Fasilitas cukup lengkap. Ada lembaga usaha semacam tempat nginap, balai pertemuan, produksi air minum, dapur.

Masjid memenuhi kebutuhan jamaah. Orang datang ke masjid Umar tidak hanya menunaikan shalat semata, tapi ada yang didapatkan untuk pengembangan berpikir dan usaha, urusan duniawi dan ukhrawi. Shalat di masjid ini sangat nyaman. Ruang shalat sangat lebar, dilengkapi dengan pendingin udara, sajadah tebal lagi empuk, bersih, mushaf tertata rapi, rekhal-rekhal Al Qur’an beriringan berjajar rapi, mushaf berbagai ukuran dapat dipilih sesuai keinginan.

Imam shalat anak muda, hafidz, suaranya sangat bagus, bacaannya tartil, tak ada keraguan tentang kefasihan bacaan sebagai imam. Mengelilingi masjid tdk perlu khawatir kaki kotor akibat debu, semua lantai dan tangga bersih. Disiapkan lift khusus bagi mereka yang berkebutuhan khusus naik keruang shalat.

Menurut salah seorang jamaah, Bu Ayu, mesjid ini tak pernah sepi dengan aktifitas. Di luar waktu shalat, masjid ini selalu diisi dengan kegiatan acara keluarga, walimah, aqikahan, khitanan dan lain-lain. Masjid ini dibangun dengan dana wakaf umat. Wakaf ini dikelola menjadi wakaf produktif. Untuk biaya operasional masjid tidak perlu membuat proposal dan mencari donatur. Cukup dengan pengembangan dan hasil usaha.

Oleh manajemen, dengan tersedianya sarana dan parasarana yang cukup, masjid sangat mudah mendapatkan biaya operasional, seperti uang masuk dari hasil sewa, katering, produksi air, penginapan. Menurut penuturan salah seorang ustadz yang mengajar di masjid ini, dana operasional masjid Umar bin Khattab mencapai 2 RM pertahun. Yang menariknya, kita tak pernah khawatir dengan kehilangan sepatu, sendal dan barang-barang lainnya. Kita merasa nyaman 100%. Ini dipengaruhi oleh psikologi jamaah yg tidak pernah merasa khawatir atas kehilangan barang. Kita merindukan masjid yg dapat menyerap semua aspirasi jamaah.

Program-programnya sangat menarik dan sesuai aspirasi jamaah.  Orang datang ke masjid tidak hanya menunaikan shalat, tapi mereka mendapatkan sesuatu yang lebih. Saya melihat masjid Umar Damansara mengikuti detak jantung jamaahnya. Apapun keinginan jamaah, masjid menyiapkannnya. Dengan demikian suatu waktu orang tidak ke masjid, terasa ada yang kurang dalam hidupnya. Kita perlu belajar manajemen pengelolaan masjid seperti masjid Umar ini.

Masjid Umar Damansar, Juni 2019.

*Penulis adalah Pengurus Dewan Fatwa Al Washliyah.

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille